Pengeluaran untuk sabun mandi di Kabupaten Aceh Barat Daya pada tahun 2024 tercatat sebesar Rp 49.903 per kapita per bulan, informasi ini seperti data yang diolah dari data Susenas. Angka ini menunjukkan pertumbuhan sebesar 16.8% dibandingkan tahun sebelumnya. Peningkatan ini mengindikasikan adanya perubahan perilaku konsumen atau faktor-faktor ekonomi lain yang memengaruhi alokasi anggaran rumah tangga untuk kebutuhan kebersihan diri.
Secara historis, pengeluaran untuk sabun mandi di Kabupaten Aceh Barat Daya mengalami fluktuasi dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2018, pengeluaran tercatat sebesar Rp 31.064, kemudian naik menjadi Rp 32.724 pada tahun 2019 atau tumbuh 5.3%. Peningkatan signifikan terjadi pada tahun 2020 dengan pertumbuhan mencapai 42.2%, menjadi Rp 46.538. Namun, pada tahun 2021 dan 2022, terjadi penurunan masing-masing sebesar 7.2% dan 7%, sebelum kembali naik pada tahun 2023 sebesar 6.5% dan mencapai angka Rp 42.729.
(Baca: Statistik Persentase Penduduk Miskin di Kabupaten Ende 2016-2025)
Jika dibandingkan dengan total pengeluaran per kapita sebulan untuk aneka barang dan jasa sebesar Rp 177.835, pengeluaran untuk sabun mandi menyumbang sekitar 28%. Sementara itu, jika dibandingkan dengan pengeluaran untuk kecantikan (Rp 25.955) dan perawatan (Rp 42.598), alokasi untuk sabun mandi tergolong cukup besar, mengindikasikan prioritas masyarakat terhadap kebersihan. Pengeluaran untuk makanan jadi mencapai Rp 185.758 dan rokok serta tembakau mencapai Rp 141.280.
Dalam skala regional, Kabupaten Aceh Barat Daya berada di peringkat 114 di Pulau Sumatera dalam hal pengeluaran untuk sabun mandi. Di antara kabupaten/kota se-Provinsi Aceh, posisinya berada di peringkat 19 dari 23 kabupaten/kota. Secara nasional, Kabupaten Aceh Barat Daya menduduki peringkat 383. Peringkat ini menunjukkan bahwa pengeluaran untuk sabun mandi di kabupaten ini masih berada di bawah rata-rata jika dibandingkan dengan daerah lain di Indonesia.
Di antara kabupaten/kota di Aceh, Kota Sabang mencatatkan pengeluaran tertinggi untuk sabun mandi pada tahun 2024, yaitu Rp 114.991 per kapita per bulan, dengan pertumbuhan 6%. Kota Banda Aceh berada di urutan kedua dengan Rp 100.106 dan pertumbuhan 5.1%. Kabupaten Bener Meriah berada di urutan ketiga dengan Rp 91.819 dan pertumbuhan 16.6%. Kabupaten Nagan Raya mencatatkan pengeluaran Rp 91.431 dengan pertumbuhan 1.7%, sementara Kota Lhokseumawe Rp 90.514 dengan pertumbuhan 30.5%.
Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk bukan makanan di Kabupaten Aceh Barat Daya pada tahun 2024 mencapai Rp 448.131. Data ini berdasarkan informasi yang diolah dari data Susenas.
(Baca: Rata-Rata Pengeluaran Perkapita Sebulan untuk Aneka Barang dan Jasa di Kab. Aceh Barat 2018 - 2024)
Kota Banda Aceh
Pada tahun 2024, Kota Banda Aceh mencatatkan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan sebesar Rp 1.031.407, pertumbuhan sebesar 14.1%. Sementara pengeluaran untuk bukan makanan mencapai Rp 1.371.277, pertumbuhan 5.8%. Kota ini menduduki peringkat pertama di Provinsi Aceh untuk rata-rata pengeluaran per kapita sebulan baik untuk makanan maupun bukan makanan, serta total pengeluaran makanan dan bukan makanan.
Kota Lhokseumawe
Kota Lhokseumawe mencatatkan pertumbuhan signifikan pada pengeluaran bukan makanan, yaitu 43.4%, mencapai Rp 893.134. Pengeluaran untuk makanan juga tumbuh 35.1% menjadi Rp 798.985. Meskipun pertumbuhan pengeluaran bukan makanan cukup tinggi, total pengeluaran makanan dan bukan makanan di Kota Lhokseumawe berada di urutan ketiga se-Provinsi Aceh, dengan nilai Rp 1.692.119.
Kota Sabang
Kota Sabang mencatatkan pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan sebesar Rp 890.314 pada tahun 2024, naik 4.2% dibandingkan tahun sebelumnya. Namun, pengeluaran untuk bukan makanan mengalami kenaikan 7.7% menjadi Rp 764.253. Secara keseluruhan, Kota Sabang berada di urutan kelima di Provinsi Aceh dalam hal total pengeluaran makanan dan bukan makanan.
Kabupaten Bener Meriah
Kabupaten Bener Meriah menunjukkan peningkatan pengeluaran yang cukup signifikan pada tahun 2024. Pengeluaran untuk makanan meningkat sebesar 32.4% menjadi Rp 958.426, sementara pengeluaran untuk bukan makanan tumbuh 34.6% menjadi Rp 716.407. Meskipun demikian, total pengeluaran makanan dan bukan makanan di kabupaten ini masih berada di bawah Kota Banda Aceh dan Nagan Raya, yaitu sebesar Rp 1.674.833.