Pengeluaran untuk aneka barang dan jasa di Kabupaten Aceh Barat pada tahun 2024 tercatat sebesar Rp201.873 per kapita per bulan.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, angka ini mengalami penurunan sebesar 15,5 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Penurunan ini menjadikan Kabupaten Aceh Barat berada di urutan ke-13 di antara kabupaten/kota se-Provinsi Aceh dan urutan ke-335 secara nasional untuk pengeluaran aneka barang dan jasa.
(Baca: PDB Paritas Data Beli (PPP) Yaman 2015 - 2024)
Secara historis, pengeluaran untuk aneka barang dan jasa di Kabupaten Aceh Barat mengalami fluktuasi. Pada tahun 2018, pengeluaran tercatat sebesar Rp164.705, kemudian meningkat signifikan hingga mencapai Rp241.938 pada tahun 2022, tahun di mana pengeluaran mencapai titik tertinggi dalam periode tersebut. Namun, pada tahun 2023 terjadi sedikit penurunan menjadi Rp238.764, dan penurunan lebih lanjut pada tahun 2024.
Meskipun terjadi penurunan pada tahun 2024, data pendukung menunjukkan bahwa masyarakat Kabupaten Aceh Barat tetap mengalokasikan sebagian besar pengeluarannya untuk kebutuhan dasar. Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan jadi tercatat sebesar Rp274.764, sementara pengeluaran untuk rokok dan tembakau juga cukup tinggi, yaitu Rp169.925. Pengeluaran untuk kecantikan dan perawatan masing-masing tercatat sebesar Rp39.771 dan Rp46.074, serta untuk sabun mandi sebesar Rp56.843.
Jika dibandingkan dengan kabupaten/kota lain di Provinsi Aceh, Kota Sabang mencatatkan pengeluaran untuk aneka barang dan jasa tertinggi pada tahun 2024, yaitu sebesar Rp429.857 dengan pertumbuhan 5 persen. Sementara itu, Kota Banda Aceh berada di urutan kedua dengan pengeluaran sebesar Rp397.296 dan pertumbuhan 1,4 persen. Kabupaten Bener Meriah mengalami pertumbuhan tertinggi, yaitu 16,9 persen dengan nilai pengeluaran mencapai Rp362.409. Kabupaten Nagan Raya mencatatkan pengeluaran Rp350.715, namun mengalami penurunan turun 7,2 persen. Kota Lhokseumawe dengan pengeluaran sebesar Rp310.446, mengalami pertumbuhan 18,7 persen.
(Baca: Produksi Durian Periode 2013-2023)
Kota Banda Aceh
Berdasarkan data BPS, Kota Banda Aceh mencatatkan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan sebesar Rp1.371.277 pada tahun 2024, meningkat 5,8 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Kota ini menduduki peringkat pertama se-Provinsi Aceh untuk kategori ini. Sementara itu, rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan mencapai Rp1.031.407. Peningkatan ini mencerminkan pertumbuhan ekonomi dan perubahan pola konsumsi di ibu kota Provinsi Aceh.
Kota Lhokseumawe
Kota Lhokseumawe menunjukkan pertumbuhan signifikan dalam pengeluaran bukan makanan, mencapai Rp893.134 pada tahun 2024, meningkat 43,4 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini merupakan yang tertinggi di antara kabupaten/kota lain di Aceh. Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan di kota ini mencapai Rp798.985. Dengan pertumbuhan yang cukup tinggi tersebut, Kota Lhokseumawe menduduki peringkat kedua untuk pengeluaran bukan makanan di Provinsi Aceh.
Kota Sabang
Kota Sabang mencatatkan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan sebesar Rp764.253 pada tahun 2024, meningkat 7,7 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Meskipun pertumbuhannya tidak setinggi Kota Lhokseumawe, Kota Sabang tetap menunjukkan angka yang signifikan. Untuk pengeluaran makanan, rata-rata per kapita sebulan mencapai Rp890.314. Pertumbuhan ini menunjukkan bahwa Kota Sabang mempertahankan posisinya sebagai salah satu daerah dengan tingkat konsumsi yang tinggi di Aceh, dengan menduduki peringkat ketiga untuk pengeluaran bukan makanan.
Kabupaten Bener Meriah
Kabupaten Bener Meriah menunjukkan performa yang solid dalam hal pengeluaran, dengan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan mencapai Rp716.407 pada tahun 2024, meningkat 34,6 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Peningkatan ini merupakan salah satu yang tertinggi di provinsi tersebut. Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan mencapai Rp958.426, menjadikan Bener Meriah sebagai salah satu daerah dengan pengeluaran makanan tertinggi di Aceh.