Penduduk Indonesia memiliki angka harapan hidup yang tergolong rendah dibanding negara-negara tetangga.
Hal ini terlihat dari data World Population Prospects: The 2022 Revision yang dirilis Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Menurut definisi dari PBB, angka harapan hidup saat lahir atau life expectancy at birth adalah perkiraan usia hidup yang bisa diharapkan seseorang sejak ia dilahirkan.
Angka tersebut kerap dijadikan indikator untuk menilai kondisi kesehatan masyarakat di suatu wilayah pada periode tertentu.
Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) juga menyatakan, angka harapan hidup terkait dengan dimensi yang luas.
"Peningkatan harapan hidup saat lahir bisa terkait dengan sejumlah faktor, termasuk peningkatan standar hidup, gaya hidup yang lebih baik, pendidikan yang lebih baik, serta akses layanan kesehatan yang lebih baik dan berkualitas," kata OECD di situs resminya.
Adapun angka harapan hidup di Indonesia tercatat sudah meningkat signifikan dalam beberapa dekade belakangan.
Berdasarkan data PBB, pada 1960 median angka harapan hidup saat lahir di Indonesia adalah 46,45 tahun. Kemudian angkanya terus membaik, hingga pada 2022 mediannya mencapai 68,25 tahun.
Namun, jika dibandingkan dengan negara-negara lain di Asia Tenggara, angka itu tergolong rendah.
PBB mencatat, pada 2022 median angka harapan hidup saat lahir di Singapura sangat tinggi, yakni mencapai 84,13 tahun.
Demikian pula di Thailand, Malaysia, Vietnam, Brunei Darussalam, dan Filipina, yang median angka harapan hidupnya melebihi 70 tahun.
Sementara, angka harapan hidup di negara Asia Tenggara lainnya kurang dari 70 tahun, seperti terlihat pada grafik di atas.
(Baca: Kasus Penyakit Katastropik di Indonesia Meningkat pada 2022)