KLHK: Jumlah Titik Panas di Indonesia Capai 133 Dalam 24 Jam Terakhir (Selasa, 18 November 2025)

1
Irfan Fadhlurrahman 18/11/2025 11:53 WIB
Image Loader
Memuat...
10 Provinsi dengan Jumlah Titik Panas Terbanyak di Indonesia 24 Jam Terakhir
databoks logo
  • A Font Kecil
  • A Font Sedang
  • A Font Besar

Berdasarkan sistem pemantauan kebakaran hutan dan lahan SiPongi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), pemantauan 24 jam terakhir menunjukkan ada 133 titik panas (hotspot) terdeteksi di Indonesia. Jumlah titik panas ini bertambah 32 titik dibandingkan dengan periode sebelumnya.

Data tersebut merupakan hasil pencitraan satelit Terra/Aqua, SNPP, dan NOAA yang diakses pada Selasa (18/11/2025) pukul 11.53 WIB. Dari 133 titik panas terdeteksi, 3 titik dengan tingkat kepercayaan hotspot tinggi, 129 titik skala sedang, dan 1 titik skala rendah.

Tingkat kepercayaan hotspot terbagi menjadi 3 skala. Skala rendah memiliki rentang 0 - 29, skala sedang 30 - 79, dan skala tinggi 80 - 100. Semakin tinggi tingkat kepercayaan hotspot, semakin tinggi juga kemungkinan wilayah tertentu terjadi kebakaran hutan dan lahan.

(Baca: Kualitas Udara Indonesia Terburuk di ASEAN pada 2022)

Titik panas terdeteksi paling banyak berada di Sulawesi Tengah sebanyak 36 titik. Sulawesi Tenggara menempati posisi kedua jumlah titik panas terbanyak dengan 27 titik. Kalimantan Selatan berada di posisi ketiga sebanyak 18 titik panas.

Sebanyak 14 titik panas terdeteksi di Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan menyusul dengan 13 titik panas, serta Sumatera Selatan dan Nusa Tenggara Barat masing-masing memiliki 6 dan 6 titik panas terdeteksi.

Titik panas merupakan titik koordinat suatu daerah yang memiliki temperatur permukaan lebih tinggi dibandingkan sekitarnya, dan bukan jumlah kejadian kebakaran hutan dan lahan.

Namun, banyaknya jumlah titik panas dan bergerombol pada suatu wilayah mengindikasikan adanya kejadian kebakaran hutan dan lahan. Artinya, data titik panas hasil deteksi satelit penginderaan jauh masih paling efektif dalam memantau kebakaran hutan dan lahan untuk wilayah yang luas.

(Baca: Kualitas Udara Jakarta Buruk, Kalah dari Ibu Kota ASEAN Lainnya)

Data Stories Terkini
Databoks Premium

Data Populer

Loading...