Kabupaten Pinrang mencatatkan persentase penduduk miskin sebesar 8,55% pada tahun 2024. Data yang dipublikasikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) ini menunjukkan penurunan dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 8,9%. Jumlah penduduk miskin juga mengalami penurunan sebanyak 1.190 jiwa, menjadi 33.040 jiwa dari total populasi 420.493 jiwa.
Secara historis, persentase kemiskinan di Pinrang fluktuatif dalam dua dekade terakhir. Persentase tertinggi tercatat pada tahun 2006 sebesar 10,7% dan terendah pada tahun 2012 sebesar 7,83%. Pertumbuhan angka kemiskinan tertinggi terjadi pada tahun 2006 sebesar 17,97% dan terendah pada tahun 2009 turun 9,84%. Dibandingkan dengan rata-rata tiga tahun terakhir (2022-2024) sebesar 8,71%, angka kemiskinan tahun 2024 lebih rendah. Jika dibandingkan dengan rata-rata lima tahun terakhir (2020-2024) sebesar 8,71%, angka kemiskinan tahun ini juga masih menunjukkan penurunan. Pada tahun 2024, Pinrang berada di urutan ke-287 secara nasional dalam persentase kemiskinan.
(Baca: Jumlah Penduduk dan Persentase Kemiskinan di Kota Bau Bau | 2004 - 2024)
Jika dibandingkan dengan kabupaten lain di Sulawesi Selatan yang memiliki persentase kemiskinan berdekatan, Pinrang memiliki angka yang mirip dengan Bantaeng (8,26%) dan Barru (8,31%). Namun, Pinrang memiliki persentase kemiskinan lebih rendah dibandingkan Bone (9,58%) dan Maros (9,32%), tetapi lebih tinggi dibandingkan Sinjai (7,82%). Sementara itu, Toraja Utara memiliki persentase kemiskinan tertinggi di antara kabupaten tersebut, yaitu 10,73%.
Kabupaten Bantaeng
Kabupaten Bantaeng memiliki persentase kemiskinan 8,26%, menempatkannya pada urutan ke-299 secara nasional. Jumlah penduduk miskin di Bantaeng mencapai 15.800 jiwa, lebih rendah dari Pinrang, dengan penurunan yang signifikan turun 9,66%. Jumlah penduduk Bantaeng tercatat 214.098 jiwa, dengan pertumbuhan 2,9%. Garis kemiskinan di Bantaeng adalah Rp 434.664 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita mencapai Rp 65,48 juta per tahun, dengan pertumbuhan 4,3%. Meskipun memiliki jumlah penduduk miskin yang lebih sedikit, garis kemiskinan di Bantaeng relatif lebih tinggi dibandingkan beberapa kabupaten lain di Sulawesi Selatan, menunjukkan biaya hidup yang mungkin lebih besar.
Kabupaten Barru
Kabupaten Barru mencatatkan persentase kemiskinan sebesar 8,31%, dengan peringkat ke-297 di Indonesia. Jumlah penduduk miskinnya adalah 14.640 jiwa, menunjukkan penurunan -1,61%. Dengan total penduduk 195.385 jiwa, Barru mengalami pertumbuhan penduduk sebesar 1,05%. Garis kemiskinan di Barru tercatat Rp 417.396 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita di Barru mencapai Rp 52,28 juta per tahun, meningkat sebesar 4,62%. Secara keseluruhan, kondisi kemiskinan di Barru stabil dengan penurunan yang kecil, namun pendapatan per kapita mengalami kenaikan.
(Baca: Jumlah Penduduk dan Persentase Kemiskinan di Kabupaten Labuhan Batu | 2004 - 2024)
Kabupaten Bone
Kabupaten Bone memiliki persentase kemiskinan 9,58%, menempatkannya pada urutan ke-251 secara nasional. Jumlah penduduk miskin di Bone adalah 73.030 jiwa, penurunan -8,85%. Jumlah penduduk Bone adalah yang tertinggi di antara kabupaten yang dibandingkan, yaitu 822.763 jiwa, dengan pertumbuhan 0,66%. Garis kemiskinan di Bone adalah Rp 423.727 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita di Bone mencapai Rp 60,25 juta per tahun, meningkat sebesar 5,66%. Meskipun memiliki pendapatan per kapita yang cukup tinggi, jumlah penduduk miskin di Bone masih signifikan, mencerminkan adanya kesenjangan ekonomi.
Kabupaten Maros
Kabupaten Maros mencatatkan angka kemiskinan 9,32%, menduduki peringkat 257 secara nasional. Terdapat 34.000 jiwa penduduk miskin dengan penurunan -2,75%. Jumlah penduduk Maros mencapai 404.979 jiwa dengan pertumbuhan 2,63%. Garis kemiskinan di Maros adalah Rp 530.070 per kapita per bulan, yang tertinggi dibandingkan kabupaten lain dalam data ini. Pendapatan per kapita mencapai Rp 69,21 juta per tahun, yang juga tertinggi di antara kabupaten yang dibandingkan, naik sebesar 6,98%. Tingginya garis kemiskinan dan pendapatan per kapita di Maros mengindikasikan biaya hidup yang lebih tinggi dan potensi ekonomi yang lebih baik dibandingkan wilayah lain.
Kabupaten Sinjai
Kabupaten Sinjai memiliki persentase kemiskinan sebesar 7,82%, berada di urutan ke-318 secara nasional. Jumlah penduduk miskin di Sinjai mencapai 19.400 jiwa, mengalami penurunan signifikan turun 8,23%. Total penduduk Sinjai adalah 274.439 jiwa dengan pertumbuhan 1,04%. Garis kemiskinan di Sinjai tercatat Rp 412.441 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita di Sinjai adalah Rp 59,07 juta per tahun, meningkat sebesar 6,85%. Penurunan angka kemiskinan dan pertumbuhan pendapatan per kapita yang cukup tinggi menunjukkan adanya perbaikan ekonomi di Sinjai.
Kabupaten Toraja Utara
Kabupaten Toraja Utara memiliki persentase kemiskinan tertinggi di antara kabupaten lain yaitu 10,73%, menempati urutan ke-214 secara nasional. Jumlah penduduk miskin di Toraja Utara mencapai 25.970 jiwa, mengalami penurunan signifikan turun 10,88%. Jumlah penduduk Toraja Utara adalah 264.277 jiwa dengan pertumbuhan 1,77%. Garis kemiskinan di Toraja Utara adalah Rp 413.029 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita di Toraja Utara mencapai Rp 47,73 juta per tahun, meningkat sebesar 5,99%. Meskipun mengalami penurunan angka kemiskinan yang signifikan, Toraja Utara masih menghadapi tantangan besar dalam menekan angka kemiskinan dibandingkan dengan wilayah lain.