Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat persentase kemiskinan di Kabupaten Garut pada tahun 2024 sebesar 9,68 persen, sedikit turun dari tahun sebelumnya yang sebesar 9,77 persen. Jumlah penduduk miskin tercatat 259.320 jiwa dari total populasi 2.790.435 jiwa.
Secara historis, angka kemiskinan di Garut mengalami fluktuasi selama periode 2004-2024. Persentase kemiskinan tertinggi terjadi pada tahun 2006, mencapai 19,61 persen, sementara terendah pada tahun 2019 sebesar 8,98 persen. Pertumbuhan angka kemiskinan terendah terjadi pada tahun 2018 dengan -17,75 persen dan tertinggi pada tahun 2005 dengan 13,4 persen. Saat ini, Garut berada di peringkat 247 secara nasional dalam hal persentase kemiskinan.
(Baca: Maret 2025, Jumlah Penduduk Miskin di Gorontalo 162,74 Ribu Jiwa)
Jika dibandingkan dengan rata-rata tiga tahun terakhir (2022-2024), persentase kemiskinan Garut saat ini lebih rendah. Rata-rata lima tahun terakhir (2020-2024) menunjukkan angka yang relatif sama.
Di Jawa Barat, Kabupaten Garut memiliki persentase kemiskinan yang berdekatan dengan beberapa kabupaten/kota lain. Perbandingan data dengan wilayah sekitar memberikan gambaran yang lebih komprehensif mengenai kondisi sosial ekonomi di tingkat regional.
Kabupaten Cianjur
Kabupaten Cianjur memiliki persentase kemiskinan 10,14 persen, menempatkannya di peringkat 237 se-Indonesia. Jumlah penduduk miskin di Cianjur mencapai 239.300 jiwa dari total populasi 2.584.735 jiwa. Garis kemiskinan di Cianjur adalah Rp466.509 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita di Cianjur sebesar Rp24,91 juta per tahun, dengan pertumbuhan 9,15 persen.
Kota Cirebon
Kota Cirebon mencatatkan persentase kemiskinan sebesar 9,02 persen dan menduduki peringkat 265 secara nasional. Jumlah penduduk miskin di kota ini adalah 29.170 jiwa dari total populasi 354.679 jiwa. Garis kemiskinan di Cirebon adalah Rp545.592 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita masyarakat Cirebon adalah Rp88,56 juta per tahun, meningkat 5,26 persen.
(Baca: Jumlah Penduduk dan Persentase Kemiskinan di Kota Banda Aceh Periode 2004 - 2024)
Kabupaten Subang
Persentase kemiskinan di Kabupaten Subang adalah 9,49 persen, dengan peringkat 254 di Indonesia. Jumlah penduduk miskin mencapai 152.560 jiwa dari total 1.649.618 jiwa. Garis kemiskinan di Subang adalah Rp434.161 per kapita per bulan, sedangkan pendapatan per kapita mencapai Rp33,04 juta per tahun, mengalami pertumbuhan sebesar 9,68 persen.
Kabupaten Sumedang
Kabupaten Sumedang memiliki persentase kemiskinan sebesar 9,1 persen, menduduki peringkat 263 se-Indonesia. Jumlah penduduk miskin adalah 108.890 jiwa dari total populasi 1.216.309 jiwa. Garis kemiskinan di Sumedang tercatat Rp422.714 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita Sumedang mencapai Rp39,70 juta per tahun, tumbuh sebesar 7,96 persen.
Kabupaten Tasikmalaya
Di Kabupaten Tasikmalaya, persentase kemiskinan mencapai 10,23 persen, menempatkannya di peringkat 233 secara nasional. Jumlah penduduk miskin adalah 186.750 jiwa dari total 1.973.411 jiwa. Garis kemiskinan di Tasikmalaya adalah Rp400.148 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita masyarakat Tasikmalaya tercatat Rp25,92 juta per tahun, meningkat 7,21 persen.
Kabupaten Bandung Barat
Kabupaten Bandung Barat memiliki persentase kemiskinan 10,49 persen, menduduki peringkat 225 di Indonesia. Jumlah penduduk miskin adalah 179.700 jiwa dari total populasi 1.878.507 jiwa. Garis kemiskinan di Bandung Barat adalah Rp455.325 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita mencapai Rp32,50 juta per tahun, dengan pertumbuhan 6,13 persen.