Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat persentase kemiskinan di Kabupaten Takalar pada tahun 2024 sebesar 7,75 persen, sedikit turun dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 8,29 persen. Dengan jumlah penduduk 329.997 jiwa, terdapat 23.510 jiwa penduduk miskin di Takalar.
Kabupaten Takalar menunjukkan penurunan angka kemiskinan sebesar 6,51 persen. Dibandingkan kabupaten lain di Sulawesi Selatan, performa Takalar cukup baik, berada di urutan menengah dalam penurunan persentase kemiskinan.
(Baca: 0,01% Penduduk di Kabupaten Madiun Beragama Budha)
Data historis menunjukkan fluktuasi angka kemiskinan di Takalar. Persentase kemiskinan tertinggi terjadi pada tahun 2005 sebesar 14,94 persen, sedangkan terendah pada tahun 2024 sebesar 7,75 persen. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 2005 sebesar 15,01 persen dan terendah pada tahun 2009 turun 12,78 persen. Dibandingkan rata-rata tiga tahun terakhir (2022-2024), angka kemiskinan saat ini lebih rendah. Saat ini Takalar berada di urutan 319 secara nasional.
Jika dibandingkan dengan kabupaten lain di Sulawesi Selatan yang memiliki persentase kemiskinan berdekatan, Takalar menunjukkan posisi yang relatif stabil. Kabupaten-kabupaten tersebut antara lain Bantaeng, Barru, Gowa, Palopo, Sinjai dan Soppeng.
Kabupaten Bantaeng
Kabupaten Bantaeng menunjukkan persentase kemiskinan sebesar 8,26 persen dengan jumlah penduduk miskin 15.800 jiwa, berada di urutan 299 secara nasional. Pertumbuhan kemiskinan di Bantaeng mengalami penurunan sebesar 10,02 persen. Jumlah penduduk mencapai 214.098 jiwa dengan pertumbuhan 2,90 persen. Garis kemiskinan di Bantaeng mencapai Rp 434.664 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita masyarakat mencapai Rp 65,48 juta per tahun.
Kabupaten Barru
Barru mencatatkan persentase kemiskinan sebesar 8,31 persen dengan 14.640 jiwa penduduk miskin, menempati urutan 297 di Indonesia. Pertumbuhan kemiskinan sedikit turun tipis 1,77 persen. Jumlah penduduk mencapai 195.385 jiwa, tumbuh 1,05 persen. Garis kemiskinan di Barru tercatat Rp 417.396 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita masyarakat sebesar Rp 52,28 juta per tahun, tumbuh 4,62 persen.
(Baca: Jumlah Penduduk dan Persentase Kemiskinan di Kabupaten Cirebon | 2004 - 2024)
Kabupaten Gowa
Kabupaten Gowa memiliki persentase kemiskinan 6,85 persen dengan 55.130 jiwa penduduk miskin, berada di urutan 361 secara nasional. Angka kemiskinan mengalami penurunan sebesar 7,68 persen. Jumlah penduduk mencapai 806.908 jiwa dengan pertumbuhan 1,57 persen. Garis kemiskinan di Gowa tercatat Rp 475.305 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita masyarakat Gowa sebesar Rp 37,77 juta per tahun dengan pertumbuhan 6,35 persen.
Kota Palopo
Kota Palopo mencatatkan persentase kemiskinan 7,35 persen, menempati urutan 334 secara nasional, dengan 14.430 jiwa penduduk miskin. Terjadi penurunan kemiskinan sebesar 4,42 persen. Jumlah penduduk mencapai 180.518 jiwa, mengalami kontraksi 2,05 persen. Garis kemiskinan di Palopo mencapai Rp 466.521 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita masyarakat mencapai Rp 56,65 juta per tahun.
Kabupaten Sinjai
Kabupaten Sinjai memiliki persentase kemiskinan 7,82 persen, berada di urutan 318 secara nasional, dengan 19.400 jiwa penduduk miskin. Angka kemiskinan mengalami penurunan 8,54 persen. Jumlah penduduk mencapai 274.439 jiwa, tumbuh 1,04 persen. Garis kemiskinan di Sinjai tercatat Rp 412.441 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita masyarakat Sinjai sebesar Rp 59,07 juta per tahun dengan pertumbuhan 6,85 persen.
Kabupaten Soppeng
Kabupaten Soppeng mencatatkan persentase kemiskinan sebesar 6,90 persen, berada di urutan 357 secara nasional, dengan 15.900 jiwa penduduk miskin. Angka kemiskinan mengalami penurunan 7,75 persen. Jumlah penduduk mencapai 241.364 jiwa, tumbuh 0,29 persen. Garis kemiskinan di Soppeng tercatat Rp 411.958 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita masyarakat Soppeng sebesar Rp 67,26 juta per tahun, tumbuh 7,48 persen.