Menurut laporan United Nations Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (OCHA), ada banyak rumah sakit (RS) di Jalur Gaza yang lumpuh akibat serangan Israel sejak awal Oktober 2023.
Sampai hari ke-38 perang, yakni 13 November 2023, laporan korban jiwa yang biasanya diperbarui setiap hari oleh Kementerian Kesehatan Gaza pun mandek.
(Baca: Sikap Anti-Yahudi di AS Meningkat sejak Perang Israel-Hamas)
"Semua RS di Kota Gaza dan Gaza Utara, kecuali satu RS, dilaporkan tidak berfungsi mulai 13 November karena kekurangan listrik, pasokan bahan medis, oksigen, makanan, air, ditambah dengan pemboman dan pertempuran di sekitar RS," kata OCHA dalam laporannya, Senin (13/11/2023).
"Pada 13 November, untuk hari ketiga berturut-turut setelah terputusnya layanan dan komunikasi di RS wilayah Kota Gaza dan Gaza Utara, Kementerian Kesehatan Gaza tidak memperbarui angka korban jiwa," lanjutnya.
Menurut data yang dihimpun OCHA, data korban jiwa Palestina di Jalur Gaza terakhir kali dilaporkan pada 10 November 2023, dengan jumlah 11.078 orang.
Kemudian sampai 13 November 2023 ada penambahan satu korban jiwa Palestina di Tepi Barat, sehingga jumlahnya menjadi 173 orang.
Dengan begitu, sampai 13 November 2023 jumlah total korban jiwa Palestina di Jalur Gaza dan Tepi Barat yang dilaporkan totalnya mencapai 11.251 orang.
Angka tersebut sekitar 9 kali lipat lebih banyak dari korban jiwa Israel yang totalnya 1.249 orang.
Sebelumnya Israel sempat melaporkan bahwa korban jiwa dari pihak mereka mencapai 1.400 orang. Namun, angkanya direvisi menjadi lebih rendah sejak 9 November 2023, seperti terlihat pada grafik.
Selain mengakibatkan mandeknya laporan korban, lumpuhnya RS di Kota Gaza dan Gaza Utara juga semakin mengancam kelangsungan hidup warga setempat.
"Seperti telah diperingatkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), hal ini akan menjadi 'hukuman mati', mengingat seluruh sistem medis (di Kota Gaza dan Gaza Utara) sedang runtuh dan rumah sakit di Gaza Selatan tidak dapat menerima lebih banyak pasien," kata OCHA.
(Baca: 20 Negara Janjikan Bantuan untuk Palestina, Totalnya Rp7,4 Triliun)