Dalam sepekan terakhir Israel terus melancarkan serangan militer ke Palestina, terutama ke wilayah Jalur Gaza.
Namun, menurut United Nations Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (OCHA), jumlah korban serangan terbaru belum diketahui.
(Baca: Palestina Butuh Bantuan Rp19 Triliun, Mayoritas untuk Makan)
OCHA rutin menghimpun laporan jumlah korban Palestina dari Kementerian Kesehatan Gaza, yang biasanya diperbarui setiap hari.
Tapi, dalam sepekan terakhir Kementerian Kesehatan Gaza belum mengirim laporan baru, seiring dengan banyaknya rumah sakit yang kolaps karena serangan dan putusnya saluran komunikasi.
"Pada tanggal 15 November, pasukan Israel, termasuk tank, memasuki kompleks rumah sakit Shifa di Kota Gaza. Karena komunikasi di sana terganggu, dampak operasi militer ini masih belum jelas," kata OCHA dalam laporannya, Rabu (15/11/2023).
"Pada tanggal yang sama, perusahaan telekomunikasi Gaza mengumumkan penghentian bertahap semua layanan komunikasi dan internet di Jalur Gaza, akibat habisnya cadangan bahan bakar untuk generator listrik," lanjutnya.
Menurut OCHA, laporan data korban jiwa Palestina di Jalur Gaza terakhir kali masuk pada 10 November 2023, dengan jumlah 11.078 orang.
Kemudian selama 10-15 November 2023 ada penambahan 15 korban jiwa Palestina di Tepi Barat, sehingga jumlahnya menjadi 183 orang.
Dengan begitu, sampai 15 November 2023 jumlah total korban jiwa Palestina di Jalur Gaza dan Tepi Barat yang tercatat totalnya 11.261 orang.
Sedangkan dari pihak Israel, total korban jiwanya kini mencapai 1.253 orang.
Sebelumnya Israel sempat melaporkan bahwa korban jiwa dari pihak mereka mencapai 1.400 orang. Namun, angkanya direvisi menjadi lebih rendah sejak 9 November 2023, seperti terlihat pada grafik.
(Baca: 20 Negara Janjikan Bantuan untuk Palestina, Totalnya Rp7,4 Triliun)