Warga etnis Rohingya yang mengungsi dari Myanmar terus berdatangan ke Aceh.
Menurut pemberitaan Antara, pada 14 November 2023 ada 196 orang pengungsi Rohingya yang datang ke Aceh. Jumlahnya kemudian terus bertambah, hingga totalnya mencapai 1.684 orang pada 11 Desember 2023.
Berdasarkan keterangan Pemerintah Provinsi Aceh yang dilansir Antara, para pengungsi ini tersebar di lokasi penampungan di Kota Sabang, Kota Banda Aceh, Kabupaten Pidie, dan Kota Lhokseumawe.
Kenaikan jumlah pengungsi Rohingya pun memicu gelombang penolakan dari warga setempat.
"Memang tidak ada satu areal yang dikhususkan bagi pengungsi Rohingya, apalagi kalau jumlahnya sudah ribuan dan harus memenuhi kebutuhan dasar mereka, itu agak sulit," kata Penjabat Gubernur Aceh Achmad Marzuki, dilansir dari CNN Indonesia, Selasa (12/12/2023).
"Mungkin itu alasan masyarakat menolak (pengungsi Rohingya)," ujar Achmad.
Ia menyatakan, Pemerintah Provinsi Aceh akan segera mencari solusi, khususnya terkait penyediaan lokasi penampungan sementara dan fasilitas pendukung lainnya.
Hal itu sesuai dengan Perpres Nomor 125 Tahun 2016, yang menyatakan pemerintah daerah bertanggung jawab menyiapkan penampungan bagi pengungsi dari luar negeri.
"Itu kewajiban kita. Intinya, kemanusiaan yang dinomorsatukan, namun jangan jadi persoalan," kata Achmad.
Adapun menurut pemberitaan CNN Indonesia, gelombang penolakan warga muncul di hampir semua titik pendaratan pengungsi Rohingya di Aceh, mulai dari Bireuen, Aceh Utara, Sabang, dan Aceh Besar.
(Baca: Kekerasan terhadap Etnis Rohingya, dari Pembunuhan sampai Mutilasi)