Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat persentase kemiskinan di Kabupaten Raja Ampat sebesar 15,83% pada tahun 2024, sedikit turun dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 16,76%. Jumlah penduduk miskin juga mengalami penurunan dari 8.510 menjadi 8.130 jiwa. Sementara itu, jumlah penduduk secara keseluruhan meningkat menjadi 70.810 jiwa.
Dibandingkan kabupaten lain di Papua Barat Daya, Raja Ampat berada di urutan yang lebih baik dalam persentase kemiskinan. Kabupaten Maybrat memiliki persentase kemiskinan tertinggi, disusul Kabupaten Sorong dan Sorong Selatan. Kota Sorong memiliki persentase kemiskinan terendah di antara keempat wilayah tersebut.
(Baca: Rata-Rata Pengeluaran Perkapita Sebulan di Papua Pegunungan 2024 - 2024)
Data historis menunjukkan fluktuasi angka kemiskinan di Raja Ampat selama periode 2004-2024. Persentase kemiskinan tertinggi tercatat pada tahun 2006, yaitu 54,95%. Sedangkan persentase kemiskinan terendah terjadi pada tahun 2024. Pertumbuhan angka kemiskinan tertinggi terjadi pada tahun 2021, sedangkan pertumbuhan terendah pada tahun 2009.
Jika dibandingkan dengan rata-rata tiga tahun terakhir (2022-2024), persentase kemiskinan Raja Ampat saat ini (15,83%) sedikit lebih rendah. Begitu pula jika dibandingkan dengan rata-rata lima tahun terakhir (2020-2024). Secara nasional, Raja Ampat berada di peringkat 88 dalam hal persentase kemiskinan. Peringkat ini sempat membaik pada tahun 2021, namun kemudian sedikit turun.
Kabupaten Maybrat
Kabupaten Maybrat mencatatkan persentase kemiskinan tertinggi di antara kabupaten lain di Papua Barat Daya, yaitu 29,18% dengan jumlah penduduk miskin mencapai 13.350 jiwa. Meskipun demikian, angka ini menunjukkan penurunan sebesar 3,63% dibandingkan tahun sebelumnya. Dengan jumlah penduduk 46.093 jiwa, pendapatan per kapita di Maybrat mencapai Rp 18,16 juta per tahun, dan garis kemiskinan berada di angka Rp 565.725 per kapita per bulan. Secara nasional, Maybrat menduduki peringkat ke-20 dalam hal persentase kemiskinan.
Kabupaten Sorong Selatan
Dengan persentase kemiskinan 17,83%, Kabupaten Sorong Selatan memiliki 9.400 jiwa penduduk miskin. Jumlah ini menunjukkan kenaikan tipis 0,53% dibandingkan tahun sebelumnya. Pendapatan per kapita masyarakat mencapai Rp 41,55 juta per tahun, dengan garis kemiskinan di angka Rp 579.310 per kapita per bulan. Jumlah penduduk Sorong Selatan tercatat 55.904 jiwa. Secara nasional, Kabupaten Sorong Selatan berada di peringkat ke-65 dalam persentase kemiskinan.
(Baca: Statistik Persentase Penduduk Miskin di Kabupaten Toli Toli 2015-2024)
Kabupaten Sorong
Persentase kemiskinan di Kabupaten Sorong mencapai 25,71%, dengan 25.690 jiwa penduduk miskin. Angka ini menunjukkan penurunan sebesar 4,35% dibandingkan tahun sebelumnya. Pendapatan per kapita di kabupaten ini mencapai Rp 101,10 juta per tahun, sementara garis kemiskinan berada di angka Rp 631.729 per kapita per bulan. Kabupaten Sorong memiliki jumlah penduduk 128.157 jiwa, dan secara nasional menduduki peringkat ke-31 dalam hal persentase kemiskinan.
Kota Sorong
Kota Sorong memiliki persentase kemiskinan terendah dibandingkan kabupaten lain, yaitu 13,67% dengan 40.680 jiwa penduduk miskin. Kota ini juga mengalami penurunan angka kemiskinan sebesar 5,14% dibandingkan tahun sebelumnya. Pendapatan per kapita masyarakat Kota Sorong mencapai Rp 57,33 juta per tahun, dengan garis kemiskinan tertinggi di antara kabupaten lain, yaitu Rp 902.534 per kapita per bulan. Jumlah penduduk Kota Sorong mencapai 284.649 jiwa, dan secara nasional menduduki peringkat ke-132 dalam hal persentase kemiskinan.