Menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia memiliki angka kematian balita 19,83 per 1.000 kelahiran hidup pada 2022.
Artinya, dari setiap 1.000 anak yang lahir dengan selamat, sekitar 19 anak di antaranya meninggal sebelum mencapai usia 5 tahun.
Papua menjadi provinsi dengan angka kematian balita tertinggi, yakni 40,97 per 1.000 kelahiran hidup pada 2022. Sementara angka terendahnya berada di DKI Jakarta seperti terlihat pada grafik.
"Indikator ini merefleksikan kondisi sosial, ekonomi, dan lingkungan anak-anak, termasuk pemeliharaan kesehatannya. Angka kematian balita kerap dipakai untuk mengidentifikasi kesulitan ekonomi penduduk," kata BPS di situs resminya.
Selain ada kesenjangan antarprovinsi, ada pula disparitas tinggi dalam angka kematian balita tingkat kabupaten/kota.
BPS mencatat angka kematian balita kabupaten/kota paling rendah terdapat di Kota Jakarta Pusat, yakni 10,67 per 1.000 kelahiran hidup. Sementara angka tertingginya berada di Kabupaten Nduga, yakni 75,83 per 1.000 kelahiran hidup.
Menurut UNICEF Indonesia, penyebab utama kematian pada anak adalah pneumonia, penyakit bawaan, diare, dan komplikasi neonatal.
"Ditambah lagi dengan risiko yang dihadapi anak-anak dari kondisi lingkungan buruk, seperti dampak dari adanya hampir 30 juta orang yang masih buang air besar sembarangan, dan prevalensi malaria yang tinggi di beberapa daerah," kata UNICEF Indonesia di situs resminya.
(Baca: Angka Kematian Bayi Turun 88% dalam 5 Dekade Terakhir)