Economist Intelligence Unit (EIU) menghimpun skor sejumlah negara dalam Trump Risk Index/Indeks Risiko Trump (TRI).
Diketahui, pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) bakal digelar November 2024. Diperkirakan ada persaingan ketat antara kandidat Partai Demokrat dan Republik. Donald Trump, dari Republik, digadang-gadang kembali menjadi Presiden AS. EIU menilai ini menjadi peristiwa penting untuk ekonomi dan geopolitik global.
Laporan EIU menyebut, indeks ini untuk menilai paparan masing-masing negara terhadap kepresidenan Trump. Indeks TRI menggunakan indikator kuantitatif untuk mengukur paparan lebih jauh terhadap 70 mitra dagang terbesar AS. Skor risiko keseluruhan didasarkan pada penilaian kerentanan di tiga bidang, yakni perdagangan, imigrasi, dan keamanan.
Adapun indikator turunannya, yakni neraca perdagangan bilateral, tren perdagangan bolateral, neraca transaksi berjalan, ekspor ke AS, ketergantungan pada AS dalam perdagangan barang, perjanjian perdagangan bebas dengan AS yang kemudian dihitung dalam pilar perdagangan secara keseluruhan.
Meksiko menjadi negara yang dinilai terpapar paling parah dengan kebijakan dagang di bawah Trump bila menjadi presiden, dengan skor 100 poin. Ini adalah batas skor maksimal.
Melansir Visual Capitalist, Meksiko merupakan eksportir terbesar ke Amerika dengan surplus perdagangan yang bisa mencapai US$152 miliar. Komoditas unggulan ekspornya adalah otomotif dan ekspor sensitif lainnya seperti aluminium dan baja.
Kedua adalah China dengan skor 76,7 poin. Visual Capitalist menyebut, bila Trump terpilih kembali, Trump berencana untuk mengenakan tarif 60% atau lebih atas barang-barang yang diimpor dari China.
Ketiga, Kanada dengan skor 70,4 poin. Sementara Vietnam menduduki posisi keempat dengan skor 64,4 poin, disusul Jerman di posisi kelima dengan skor 55,5%.
Ada juga Jepang 53,8; Taiwan 41,4; India dan Irlandia masing-masing 37,2; dan Korea Selatan 36,5 poin.
EIU menjelaskan, Donald Trump akan memulai perubahan kebijakan yang luas di berbagai bidang, mulai dari kebijakan perdagangan hingga keamanan nasional jika ia kembali menjabat.
"Konsekuensi global dari perubahan ini berarti bahwa implikasi dari kepresidenan Trump layak untuk ditelusuri sepenuhnya," tulis EIU yang dikutip pada Senin (19/8/2024).
(Baca juga: Inflasi AS Juli 2024 Turun Jadi 2,9%, Bakal Pangkas Suku Bunga?)