Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo mengklaim, jajaran Densus 88 Antiteror Polri telah menangkap 146 tersangka terorisme sepanjang 2023.
Dari jumlah tersangka itu, jaringan teroris yang paling banyak dibekuk adalah Jamaah Ansharut Daulah, yakni sebanyak 68 orang.
Kedua terbanyak, yakni kelompok Jamaah Islamiyah (JI) berjumlah 51 orang. Diikuti oleh jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) sebanyak 13 orang.
Polri juga menangkap jaringan dari Jamaah Ansharu Syariah (JAS) sebanyak 7 orang; Negara Islam Indonesia (NII) 5 orang; dan Front Pembela Islam (FPI) 2 orang.
"Terkait dengan ancaman teroris, Polri mengedepankan langkah preventive strike, ini kami lakukan untuk meniadakan serangan teror sepanjang tahun 2023," kata Listyo Sigit dalam acara Rilis Tahun di Mabes Polri, Rabu (27/12/2023).
Selain menangkap tersangka, kepolisian turut menyita sejumlah barang bukti dengan rincian sebagai berikut:
- 22 pucuk senjata api
- 7 pucuk senjata api rakitan
- 2 pucuk senjata soft gun dan airsoft gun
- 2.0880 butir dan 3 kotak peluru
- 74 buah magasin
- 21 buah bahan peledak
- 163 buah senjata tajam
Listyo menambahkan, pihaknya juga melakukan program deradikalisasi. Kini ada 256 narapidana teroris atau napiter yang kini berstatus hijau setelah mengikuti program tersebut.
"Terdapat 4.892 napiter dan keluarganya yang berhasil dilakukan deradikalisasi, di mana 256 orang di antaranya saat ini berstatus hijau dan bersedia melepas baiat untuk setia kepada NKRI," katanya.
(Baca juga: Aksi Terorisme di Indonesia Menurun dalam 3 Tahun Terakhir)