Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat persentase kemiskinan di Kabupaten Serdang Bedagai mengalami penurunan. Pada tahun 2024, persentase penduduk miskin tercatat sebesar 6,97%, lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 7,44%. Hal ini berarti dari total 690.722 jiwa penduduk, terdapat 43.000 jiwa yang tergolong miskin.
Dibandingkan tahun sebelumnya, terjadi penurunan jumlah penduduk miskin sebanyak 2.880 jiwa, atau pertumbuhan negatif turun 6,28%. Penurunan ini mengindikasikan adanya perbaikan kondisi ekonomi di Serdang Bedagai. Namun, posisi Serdang Bedagai dalam angka kemiskinan masih berada di urutan ke-348 secara nasional dan urutan ke-106 di Pulau Sumatera.
(Baca: Jumlah Penduduk dan Persentase Kemiskinan di Kota Bogor Periode 2004 - 2024)
Jika dibandingkan dengan rata-rata tiga tahun terakhir (2022-2024), persentase kemiskinan saat ini (6,97%) lebih rendah dari rata-rata 7,41%. Begitu pula jika dibandingkan dengan rata-rata lima tahun terakhir (2020-2024) yaitu 7,70%. Persentase kemiskinan tertinggi dalam periode 2005-2024 terjadi pada tahun 2006, yaitu sebesar 12,05%, sedangkan terendah pada tahun 2024. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 2006 sebesar 14,43%, dan pertumbuhan terendah pada tahun 2024 turun 6,32%.
Jika dibandingkan dengan kabupaten/kota lain di Sumatera Utara yang memiliki persentase kemiskinan berdekatan, Serdang Bedagai menunjukkan angka yang cukup kompetitif. Kabupaten/kota tersebut antara lain Kabupaten Dairi (7,1%), Kabupaten Karo (7,37%), Kota Padang Sidimpuan (6,23%), Kabupaten Pakpak Bharat (6,87%), Kota Pematang Siantar (7,2%), dan Kabupaten Tapanuli Selatan (6,92%).
Kabupaten Dairi
Kabupaten Dairi mencatatkan persentase kemiskinan sebesar 7,1%, menempatkannya pada urutan ke-343 secara nasional. Dengan jumlah penduduk 329.341 jiwa, terdapat 20.400 jiwa penduduk miskin. Garis kemiskinan di Dairi adalah Rp 502.924 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita mencapai Rp 38,39 juta per tahun. Pertumbuhan jumlah penduduk miskin mengalami penurunan turun 4,76%.
Kabupaten Karo
Kabupaten Karo memiliki persentase kemiskinan 7,37% dan berada pada urutan ke-332 di Indonesia. Dari total penduduk 418.705 jiwa, sebanyak 33.440 jiwa hidup dalam kemiskinan. Garis kemiskinan di Karo mencapai Rp 656.812 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita di kabupaten ini sebesar Rp 67,69 juta per tahun. Pertumbuhan penduduk miskin menunjukkan penurunan turun 6,20%.
(Baca: Jumlah Penduduk dan Persentase Kemiskinan di Kabupaten Rokan Hilir Periode 2004 - 2024)
Kota Padang Sidimpuan
Kota Padang Sidimpuan memiliki tingkat kemiskinan 6,23%, menduduki peringkat ke-394 secara nasional. Jumlah penduduknya adalah 231.266 jiwa, dengan 14.880 jiwa penduduk miskin. Garis kemiskinan di kota ini sebesar Rp 556.024 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita masyarakat Padang Sidimpuan mencapai Rp 35,72 juta per tahun. Pertumbuhan jumlah penduduk miskin mengalami penurunan turun 7,86%.
Kabupaten Pakpak Bharat
Kabupaten Pakpak Bharat mencatatkan persentase kemiskinan 6,87% dan menempati urutan ke-358 di Indonesia. Dengan jumlah penduduk 57.152 jiwa, terdapat 3.730 jiwa penduduk miskin. Garis kemiskinan di Pakpak Bharat sebesar Rp 412.759 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita di kabupaten ini adalah Rp 30,57 juta per tahun. Terjadi penurunan pertumbuhan jumlah penduduk miskin turun 6,98%.
Kota Pematang Siantar
Kota Pematang Siantar memiliki tingkat kemiskinan 7,2%, berada di urutan ke-339 secara nasional. Jumlah penduduknya adalah 278.325 jiwa, dengan 18.970 jiwa penduduk miskin. Garis kemiskinan di kota ini mencapai Rp 709.992 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita di Pematang Siantar adalah Rp 62,62 juta per tahun. Pertumbuhan jumlah penduduk miskin mengalami kenaikan sedikit, yaitu 0,05%.
Kabupaten Tapanuli Selatan
Kabupaten Tapanuli Selatan memiliki persentase kemiskinan 6,92% dan menduduki peringkat ke-355 di Indonesia. Dengan jumlah penduduk 322.377 jiwa, terdapat 19.900 jiwa penduduk miskin. Garis kemiskinan di Tapanuli Selatan sebesar Rp 512.480 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita di kabupaten ini sebesar Rp 67,22 juta per tahun. Pertumbuhan jumlah penduduk miskin mengalami penurunan turun 0,95%.