Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Indonesia mulai memasuki puncak musim kemarau pada Agustus 2023.
"Puncak kemarau kering Agustus-September. Kalau puncak El Nino itu sebetulnya masih nanti, sekitar Oktober-November," ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, dilansir Kompas.com, Kamis (10/8/2023).
(Baca: Emisi Gas Rumah Kaca RI Paling Banyak dari Sektor Kehutanan dan Kebakaran Gambut)
Adapun menurut data lembaga nirlaba Madani Berkelanjutan, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Indonesia melonjak tinggi pada awal puncak kemarau tahun ini.
Madani Berkelanjutan memantau luas karhutla dengan metode Area Indikatif Terbakar (AIT), yakni estimasi area yang diduga tinggi telah/sedang terbakar berdasarkan data sebaran titik panas yang terkumpul dan bertahan pada waktu relatif lama.
"Dengan AIT, para pihak bisa mendapatkan gambaran pergerakan kebakaran dari bulan ke bulan yang relatif lebih dini (real-time), sehingga bisa mencegah perluasan karhutla," kata tim Madani Berkelanjutan dalam laporan Ancaman Karhutla di Kala El-Nino Menerpa (Agustus 2023).
"Dalam 4 tahun terakhir, persandingan pemodelan AIT dengan burn scar yang dikeluarkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) memiliki persentase kemiripan 82%-97%. Artinya AIT bisa dikatakan cukup kredibel untuk mengetahui indikasi karhutla dengan lebih cepat," kata mereka.
Dari hasil pantauan Madani Berkelanjutan, pada Agustus 2023 luas area indikatif karhutla di seluruh Indonesia mencapai 152.678 hektare, meningkat sekitar dua kali lipat dibanding bulan sebelumnya.
Jika diakumulasikan, selama periode Januari-Agustus 2023 total luas area indikatif karhutla nasional sudah melampaui 250.000 hektare. Angka ini lebih tinggi dari tahun lalu, yang menurut data KLHK total luas karhutla nasional sepanjang 2022 hanya 204.894 hektare.
Madani Berkelanjutan pun memberi sejumlah rekomendasi untuk pemerintah Indonesia, mulai dari meningkatkan upaya pencegahan dan penanggulangan karhutla di wilayah-wilayah rawan, memprioritaskan pemadaman di area gambut yang terbakar, sampai menghentikan pemberian izin industri di area hutan alam dan ekosistem gambut.
"Karhutla juga mengancam pencapaian komitmen Indonesia untuk menurunkan emisi yang dikukuhkan melalui dokumen Nationally Determined Contribution (NDC) dan FOLU Net Sink 2030. Target nol karhutla yang ditetapkan pemerintah pada tahun 2030 sedang menghadapi tantangan besar," kata mereka.
(Baca: Target Pengurangan Emisi Karbon RI Terbanyak di Sektor Kehutanan dan Energi)