Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat persentase kemiskinan Kota Bandung pada tahun 2024 sebesar 3,87%, sedikit turun dari tahun sebelumnya yang sebesar 3,96%. Jumlah penduduk miskin tercatat 101.100 jiwa dari total 2.579.837 jiwa penduduk.
Dibandingkan tahun sebelumnya, persentase kemiskinan Kota Bandung mengalami penurunan sebesar 2,27%. Pertumbuhan jumlah penduduk miskin juga menunjukkan penurunan sebesar 1,65%. Namun, jika dibandingkan dengan daerah lain di Jawa Barat, peringkat Kota Bandung dalam persentase kemiskinan berada di urutan yang kurang baik, yakni peringkat 487 secara nasional.
(Baca: Pengeluaran Perkapita Sebulan Besar untuk Rokok dan Tembakau Kab. Kuningan | 2024)
Secara historis, persentase kemiskinan tertinggi di Kota Bandung terjadi pada tahun 2010, yaitu 4,95%, sedangkan persentase terendah terjadi pada tahun 2004, yaitu 3,38%. Pertumbuhan angka kemiskinan tertinggi terjadi pada tahun 2008 dengan 20,11%, sedangkan pertumbuhan terendah terjadi pada tahun 2018 dengan -14,39%. Jika dibandingkan rata-rata tiga tahun terakhir (2022-2024) yaitu 4,03% dan rata-rata lima tahun terakhir (2020-2024) yaitu 4,01% maka kondisi terakhir lebih baik.
Jika dibandingkan dengan kabupaten/kota lain di Jawa Barat yang memiliki persentase kemiskinan berdekatan, Kota Bandung memiliki kondisi yang bervariasi. Kabupaten Bekasi memiliki persentase kemiskinan yang lebih tinggi, sedangkan Kota Depok memiliki persentase kemiskinan yang lebih rendah. Kota Cimahi memiliki kondisi yang relatif mirip dengan Kota Bandung.
Kabupaten Bekasi
Kabupaten Bekasi menduduki peringkat ke-450 secara nasional dalam persentase kemiskinan dengan angka 4,8%. Jumlah penduduk miskinnya mencapai 204.540 jiwa, angka ini terbilang besar mengingat jumlah penduduknya yang mencapai 3.28 juta jiwa. Garis kemiskinan di Kabupaten Bekasi adalah Rp 674.924 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita mencapai Rp 128,69 juta per tahun, menunjukkan pertumbuhan sebesar 5,79%. Meski demikian, pertumbuhan penduduk miskin sedikit naik 0,22%.
Kota Bekasi
Kota Bekasi menduduki peringkat ke-482 secara nasional dalam persentase kemiskinan dengan angka 4,01%. Jumlah penduduk miskin mencapai 128.840 jiwa dengan total penduduk sebanyak 2.52 juta jiwa. Garis kemiskinan di Kota Bekasi adalah Rp 842.927 per kapita per bulan, dan pendapatan per kapita mencapai Rp 48,92 juta per tahun, meningkat 8,04%. Meski demikian, pertumbuhan penduduk miskin menunjukkan penurunan sebesar 0,43%.
(Baca: Jumlah Penduduk dan Persentase Kemiskinan di Kabupaten Raja Ampat | 2004 - 2024)
Kota Cimahi
Dengan persentase kemiskinan 4,39%, Kota Cimahi menempati urutan ke-465 secara nasional. Jumlah penduduk miskin di kota ini tercatat 27.000 jiwa dengan total penduduk 579.906 jiwa. Garis kemiskinan di Kota Cimahi adalah Rp 612.567 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita mencapai Rp 72,53 juta per tahun, yang menunjukkan pertumbuhan 5,8%. Pertumbuhan penduduk miskin mengalami penurunan cukup signifikan turun 5,46%.
Kota Depok
Kota Depok memiliki persentase kemiskinan terendah di antara wilayah yang dibandingkan, yaitu 2,34%, berada pada urutan ke-511 secara nasional. Jumlah penduduk miskin tercatat 62.600 jiwa dengan total penduduk 1.96 juta jiwa. Garis kemiskinan di Kota Depok adalah Rp 843.893 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita mencapai Rp 43,52 juta per tahun, menunjukkan pertumbuhan 6,61%. Pertumbuhan penduduk miskin sedikit naik 1,05%.