KLHK Deteksi 667 Titik Panas di Indonesia, Terbanyak di Jawa Timur (Selasa, 20 Agustus 2024)
- A Kecil
- A Sedang
- A Besar
Berdasarkan sistem pemantauan kebakaran hutan dan lahan SiPongi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), pemantauan 24 jam terakhir menunjukkan ada 667 titik panas (hotspot) terdeteksi di Indonesia. Jumlah titik panas ini berkurang 298 titik dibandingkan dengan periode sebelumnya.
Data tersebut merupakan hasil pencitraan satelit Terra/Aqua, SNPP, dan NOAA yang diakses pada Selasa (20/8/2024) pukul 16.16 WIB. Dari 667 titik panas terdeteksi, 25 titik dengan tingkat kepercayaan hotspot tinggi, 623 titik skala sedang, dan 19 titik skala rendah.
Tingkat kepercayaan hotspot terbagi menjadi 3 skala. Skala rendah memiliki rentang 0 - 29, skala sedang 30 - 79, dan skala tinggi 80 - 100. Semakin tinggi tingkat kepercayaan hotspot, semakin tinggi juga kemungkinan wilayah tertentu terjadi kebakaran hutan dan lahan.
(Baca: 10 Negara dengan Gempa Bumi Terbanyak 2023, Indonesia Pertama)
Titik panas terdeteksi paling banyak berada di Jawa Timur sebanyak 120 titik. Sulawesi Selatan menempati posisi kedua jumlah titik panas terbanyak dengan 70 titik. Riau berada di posisi ketiga sebanyak 53 titik panas.
Sebanyak 47 titik panas terdeteksi di Sumatera Selatan, Jawa Tengah menyusul dengan 43 titik panas, serta Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan masing-masing memiliki 39 dan 31 titik panas terdeteksi.
Titik panas merupakan titik koordinat suatu daerah yang memiliki temperatur permukaan lebih tinggi dibandingkan sekitarnya, dan bukan jumlah kejadian kebakaran hutan dan lahan.
Namun, banyaknya jumlah titik panas dan bergerombol pada suatu wilayah mengindikasikan adanya kejadian kebakaran hutan dan lahan. Artinya, data titik panas hasil deteksi satelit penginderaan jauh masih paling efektif dalam memantau kebakaran hutan dan lahan untuk wilayah yang luas.
(Baca: Inilah 10 Gempa Bumi Terbesar Sepanjang Sejarah, Dua di Antaranya dari Indonesia)