Gunung Ili Lewotolok Erupsi pada Rabu Dini Hari, Statusnya Siaga
- A Font Kecil
- A Font Sedang
- A Font Besar
Gunung Ili Lewotolok di Nusa Tenggara Timur kembali erupsi pada Rabu (23/7/2025) pukul 02.23 WITA. Dalam sepekan terakhir, Gunung Ili Lewotolok sudah erupsi 7 kali.
Melansir informasi letusan dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melalui aplikasi MAGMA Indonesia, tinggi kolom abu teramati sekitar 400 meter di atas puncak (1.823 meter di atas permukaan laut).
Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah tenggara. Erupsi tersebut terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 15,8 milimeter dan durasi 43 detik.
(Baca: Akibat Karhutla, ISPA Kalimantan Selatan Capai 189 Ribu Kasus per September 2023)
Menurut laporan aktivitas gunung api MAGMA Indonesia, tingkat aktivitas Gunung Ili Lewotolok di Level III (Siaga). Pengamatan kegempaan pada 23 Juli 2025 pukul 18.00-23.59 WITA menunjukkan terjadi 35 kali gempa letusan/erupsi dengan amplitudo 14-23,3 milimeter dan lama gempa 37-60 detik.
Kemudian, 22 kali gempa hembusan dengan amplitudo 1,4-4 milimeter dan lama gempa 33-50 detik serta 1 kali gempa vulkanik dalam dengan amplitudo 1,3 milimeter s-p 0,7 detik dan lama gempa 16 detik.
PVMBG menghimbau masyarakat di sekitar Gunung Ili Lewotolok maupun pengunjung/pendaki/wisatawan agar tidak memasuki dan tidak melakukan aktivitas di dalam wilayah radius 3 kilometer dari pusat aktivitas Gunung Ili Lewotolok, mewaspadai potensi ancaman bahaya dari guguran/longsoran lava dan awan panas dari sektor Selatan dan Tenggara, sektor Barat serta sektor Timur laut Gunung Ili Lewotolok.
Selama tahun 2025, MAGMA Indonesia telah merekam 5.268 letusan/erupsi gunung api di seluruh Indonesia. Gunung Semeru di Jawa Timur paling banyak erupsi (2.129 kali letusan) sedangkan Gunung Ili Lewotolok erupsi 184 kali.
(Baca: Kalimantan Barat Hasilkan Emisi CO2 dari Karhutla Terbanyak sampai Juli 2023)