Produk domestik bruto (PDRB) harga berlaku (ADHB) di Kabupaten Raja Ampat, pada 2023 mencapai Rp4167,52 miliar. PDRB di kabupaten/kota ini tumbuh 1,48% dibandingkan dengan tahun sebelumnya Rp4066,08 miliar .
Dibandingkan dengan masa pandemi covid pada tahun 2020, pertumbuhan ekonomi di wilayah ini terlihat lebih tinggi. Sebelumnya pertumbuhan pada akhir tahun 2020 pasca covid tercatat turun 2,28%.
(Baca: Sektor Utama Penggerak Perekonomian di Kota Subulussalam pada 2023)
Dari 17 sektor yang mendorong pergerakan ekonomi di kabupaten/kota ini, sektor pertambangan dan penggalian menjadi unggulan.
Di urutan pertama yakni sektor pertambangan dan penggalian. Pada 2023 lalu, sektor ini memberikan kontribusi PDRB terbesar dengan nilai mencapai Rp1,69 triliun. PDRB ini pertumbuhan negatif -1,07%.
Setelahnya sektor pertanian, kehutanan dan perikanan pertumbuhan negatif nan% menjadi Rp994,93 miliar, PDRB sektor administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib yang kali ini tumbuh 4,19% menjadi Rp632,31 miliar.
Selain itu, sektor lainnya yang memberikan kontribusi di urutan lima besar adalah perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor dengan PDRB Rp209,96 miliar.
(Baca: Sektor Utama Penggerak Perekonomian di Kabupaten Kep. Konawe pada 2023)
Distribusi PDRB di Kabupaten Raja Ampat pada 2023
Menurut tingkat distribusinya, sektor utama yang menyumbang pertumbuhan terbesar PDRB di Kabupaten Raja Ampat ini adalah sektor pertambangan dan penggalian dengan kontribusi mencapai 49,23%. Sektor lainnya diurutan lima besar adalah sektor pertanian, kehutanan dan perikanan, sektor administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib, sektor konstruksi, dan sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor.
Sedangkan untuk sektor dengan distribusi terkecil adalah Sektor Jasa Lainnya,Sektor Informasi dan Komunikasi,Sektor Jasa Perusahaan,Sektor Pengadaan Listrik dan Gas dan Sektor Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang.