Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, prevalensi ketidakcukupan pangan (Prevalence of Undernourishment/PoU) di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah mencapai 12,73% pada 2023.
Angka tersebut turun 1,51% dari tahun sebelumnya sebesar 14,24%, sedangkan dalam 5 tahun terakhir naik 0,38%.
Rata-rata PoU Indonesia sebesar 8,53% pada 2023. Berarti, PoU di Kabupaten Boyolali lebih tinggi dibanding rata-rata nasional.
Menurut Badan Pangan Nasional (Bapanas), PoU merupakan suatu kondisi seseorang, secara regular, mengkonsumsi jumlah makanan yang tidak cukup untuk memenuhi energi yang dibutuhkan untuk hidup normal, aktif, dan sehat. Indikator tersebut dapat digunakan sebagai alat untuk melihat kondisi kerawanan pangan dan gizi.
Ini artinya, penduduk di Kabupaten Boyolali yang mengkonsumsi makanan, tetapi kebutuhan energinya kurang, tidak sampai 12,73% dari total penduduk.
Dibanding 34 kabupaten/kota lain di Provinsi Jawa Tengah, PoU di Kabupaten Boyolali ada di urutan ke-31. Wilayah dengan PoU terendah (urutan teratas) yakni Kota Salatiga (5,83%) dan tertinggi (urutan terakhir) yakni Kabupaten Purworejo (14,71%).
Berikut ini daftar PoU terendah di 10 kabupaten/kota Provinsi Jawa Tengah pada 2023.
- Kota Salatiga: 5,83%
- Kabupaten Pekalongan: 6,73%
- Kota Semarang: 6,81%
- Kota Tegal: 7,16%
- Kota Pekalongan: 7,76%
- Kabupaten Demak: 7,77%
- Kabupaten Pati: 7,78%
- Kota Surakarta: 7,92%
- Kabupaten Semarang: 8,28%
- Kabupaten Kudus: 8,36%
(Baca: BPS: Jumlah Penduduk Miskin di Kalimantan Barat Turun 4,89%(Data Juni 2024))