Laporan keuangan PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) yang dipublikasikan Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan, laba periode berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk perseroan mencapai Rp29,7 triliun pada semester I 2024.
Laba bersih bank BUMN itu hanya naik 0,95% dari periode yang sama tahun lalu (year-on-year/yoy) yang sebesar Rp29,4 triliun pada semester I 2023.
Meski begitu, pendapatan bunga dan syariah emiten berkode BBRI itu naik signfikan hingga 15,25% (yoy). Dari Rp85,59 triliun pada semester I 2023 menjadi Rp98,64 triliun pada semester I 2024.
Melansir Katadata, penyaluran kredit BRI hingga paruh pertama tahun ini naik 11,2% secara tahunan mencapai Rp1.336,78 triliun. Penyaluran kredit paling banyak dikucurkan untuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) hingga Rp1.095,64 triliun dengan komposisi mencapai 81,96%.
Rasio kredit bermasalah atau nonperforming loan (NPL) gross naik dari 2,95% menjadi 3,05% secara konsolidasian atau dari 3,1% menjadi 3,2% untuk entitas BRI saja. BRI pun mencatat rasio pencadangan atau NPL coverage mencapai 211,6%.
Bank Rakyat Indonesia juga membukukan rasio pinjaman terhadap simpanan atau loan to deposit ratio (LDR) 86,59%. Angka ini lebih rendah dari periode yang sama tahun lalu yang sebesar 87,26%. Rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) BRI yaitu 25,13% hingga Juni 2024.
BRI telah menghimpun dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp 1.389,66 triliun per semester pertama 2024, meningkat 11,61% dari periode yang sama tahun sebelumnya yakni Rp 1.245,12 triliun.
Adapun total aset per Juni 2024 senilai Rp1.977,37 triliun naik 9,54% (yoy) dari periode tahun lalu yang sebesar Rp1.965 triliun. Adapun liabilitas atau beban sebesar Rp1.665,64 triliun dan ekuitas atau modal sebesar Rp311,73 triliun pada semester I 2024.
Disclaimer: terdapat koreksi pada penulisan nominal laba bersih pada Sabtu (24/8/2024) pukul 14.24 WIB. Semula ditulis Rp2,97 triliun dan Rp2,94 triliun, menjadi Rp29,7 trilun dan Rp29,4 triliun.
(Baca juga: Naik 2,47%, Laba Bersih BRI Tembus Rp15,88 Triliun per Kuartal I 2024)