PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) mencatatkan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp15,88 triliun pada kuartal I 2024, menurut laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan pada Kamis (25/4/2024).
Perolehan laba itu naik sekitar 2,47% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy) yang sebesar Rp15,5 triliun pada kuartal I 2023.
Pendapatan bunga dan syariah kotor emiten berkode BBRI itu mencapai Rp50 triliun pada kuartal I 2024. Nilainya meroket 17,93% (yoy) dari sebelumnya yang sebesar Rp42,46 triliun pada kuartal I 2023.
Adapun pendapatan bunga dan syariah bersih sebesar Rp35,95 triliun pada kuartal I 2023, naik 9,68% (yoy) dibanding periode sebelumnya Rp32,77 triliun pada kuartal I 2023.
(Baca juga: Laba BRI Naik 12%, Sentuh Rp44 Triliun per Kuartal III 2023)
Melansir Katadata, kredit yang disalurkan BBRI tercatat sebesar Rp1.308,65 triliun, meningkat 10,89% (yoy). Dari penyaluran kredit tersebut, sekitar 83,25% disalurkan kepada sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang setara Rp 1.089,41 triliun.
Sementara dana pihak ketiga atau nasabah BRI tercatat tumbuh lebih kencang 12,80% menjadi Rp1.416,21 triliun.
Dari sisi rasio keuangan, kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) secara gross ada kenaikan menjadi 3,27% dibanding periode Maret 2023 lalu sebesar 3,02%. Sedangkan, NPL net juga naik tipis menjadi 1% dari 0,82% pada kuartal pertama tahun lalu.
Rasio permodalan BRI atau CAR berada pada level 23,97% dengan rasio pinjaman terhadap simpanan atau LDR 83,28%. Perusahaan juga mencadangkan NPL coverage sebesar 214,26%.
Kini total aset bank BUMN tersebut mencapai Rp1.989,07 triliun per kuartal I 2024, meningkat 9,11% (yoy). Total beban atau liabilitas sebesar Rp1.690,17 triliun dan ekuitas atau modal sebesar Rp298,89 triliun per kuartal I 2024.
(Baca Katadata: BRI Bukukan Laba Bersih Rp 15,9 Triliun di Q1 2024, Naik 2,7%)