Menurut hasil survei Populix, 94% dari total responden Indonesia pernah bertransaksi menggunakan QRIS pada April 2024.
Kendati demikian, terdapat sejumlah kendala yang dialami responden saat menggunakan layanan tersebut. Mayoritas atau 51% menyatakan tidak semua merchant atau pedagang menerima pembayaran lewat QRIS.
"QRIS dapat diadopsi secara lebih luas lagi jika lebih banyak merchant yang menawarkan opsi pembayaran ini," tulis tim Populix dalam laporan Understanding QRIS Usage and Its Impact on Daily Transaction.
Lalu 50% responden merasakan kendala berupa jaringan yang lambat sehingga transaksi terganggu, 35% mengalami masalah teknis terkait aplikasi pembayaran, dan 22% terkendala lantaran dana tidak mencukupi.
Ada pula 21% responden yang merasa lebih boros saat bertransaksi pakai QRIS, 11% tidak bisa membayar dengan mencicil, 10% tidak mengalami kesulitan apapun, dan 5% tidak mengerti cara menggunakannya.
Populix menggelar survei ini secara online pada 26-29 April 2024 terhadap 1.092 responden yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
Mayoritas responden berada di Pulau Jawa (81%), diikuti Pulau Sumatra (12%), dan pulau-pulau lainnya (7%). Responden didominasi oleh kelompok usia 17-25 tahun (40%) dan usia 26-30 tahun (22%).
(Baca: Berapa Pengeluaran Warga RI saat Belanja Pakai QRIS? Ini Surveinya)