QRIS adalah fasilitas pembayaran non-tunai yang diluncurkan Bank Indonesia. Sistem ini sudah terintegrasi dengan berbagai aplikasi transaksi digital, seperti mobile banking dan e-wallet, sehingga dapat memudahkan konsumen dalam berbelanja.
Adapun berdasarkan survei Lembaga Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LM FEB UI), pada awal 2023 terdapat 66% responden yang sudah menggunakan QRIS.
(Baca: Ini Pertumbuhan Jumlah Pengguna QRIS sampai Akhir 2022)
LM FEB UI juga menemukan, mayoritas atau 39,4% dari total responden biasa melakukan transaksi di kisaran Rp50.000-Rp100.000 dalam satu kali penggunaan QRIS.
Kemudian 37,3% responden biasa belanja kurang dari Rp50.000, diikuti 13,1% responden dengan kisaran belanja Rp100.00-Rp200.000, dan 5,5% responden dengan kisaran belanja Rp200.000-Rp300.000 per transaksi QRIS.
Sementara, hanya 4,7% dari total responden yang nominalnya transaksinya lebih dari Rp300.000 dalam satu kali penggunaan QRIS.
Jika dilihat intensitas penggunaannya, mayoritas atau 49,8% responden menggunakan QRIS untuk bertransaksi sebanyak 1-2 kali dalam seminggu.
"Hal ini menunjukkan bahwa, meskipun secara jumlah pengguna QRIS sudah cukup banyak, nilai dan intensitas transaksi yang terjadi masih tergolong kecil," tulis tim riset LM FEB UI dalam laporannya.
LM FEB UI melakukan survei ini dengan melibatkan 1.000 responden yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia, menggunakan platform survei daring milik tSurvey. Pengumpulan data dilakukan pada periode awal Maret hingga awal April 2023.
(Baca: Jumlah Merchant QRIS Meningkat, tapi Transaksinya Masih Rendah)