Kementerian LHK: Jumlah Hotspot di Indonesia Capai 446 Dalam 24 Jam Terakhir (Kamis, 27 Juni 2024)

Demografi
1
Irfan Fadhlurrahman 27/06/2024 16:33 WIB
10 Provinsi dengan Jumlah Hotspot Terbanyak di Indonesia 24 Jam Terakhir
databoks logo
  • A Font Kecil
  • A Font Sedang
  • A Font Besar

Berdasarkan sistem pemantauan kebakaran hutan dan lahan SiPongi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), pemantauan 24 jam terakhir menunjukkan ada 446 titik panas (hotspot) terdeteksi di Indonesia. Jumlah titik panas ini bertambah 250 titik dibandingkan dengan periode sebelumnya.

Data tersebut merupakan hasil pencitraan satelit Terra/Aqua, SNPP, dan NOAA yang diakses pada Kamis (27/6/2024) pukul 16.18 WIB. Dari 446 titik panas terdeteksi, 14 titik dengan tingkat kepercayaan hotspot tinggi, 416 titik skala sedang, dan 16 titik skala rendah.

Tingkat kepercayaan hotspot terbagi menjadi 3 skala. Skala rendah memiliki rentang 0 - 29, skala sedang 30 - 79, dan skala tinggi 80 - 100. Semakin tinggi tingkat kepercayaan hotspot, semakin tinggi juga kemungkinan wilayah tertentu terjadi kebakaran hutan dan lahan.

(Baca: Titik Panas Karhutla di Sumsel Bertambah pada Pertengahan Oktober 2023)

Titik panas terdeteksi paling banyak berada di Nusa Tenggara Timur sebanyak 70 titik. Jawa Timur menempati posisi kedua jumlah titik panas terbanyak dengan 51 titik. Nusa Tenggara Barat berada di posisi ketiga sebanyak 30 titik panas.

Sebanyak 29 titik panas terdeteksi di Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan menyusul dengan 28 titik panas, serta Jambi dan Banten masing-masing memiliki 27 dan 23 titik panas terdeteksi.

Titik panas merupakan titik koordinat suatu daerah yang memiliki temperatur permukaan lebih tinggi dibandingkan sekitarnya, dan bukan jumlah kejadian kebakaran hutan dan lahan.

Namun, banyaknya jumlah titik panas dan bergerombol pada suatu wilayah mengindikasikan adanya kejadian kebakaran hutan dan lahan. Artinya, data titik panas hasil deteksi satelit penginderaan jauh masih paling efektif dalam memantau kebakaran hutan dan lahan untuk wilayah yang luas.

(Baca: Akibat Karhutla, ISPA Kalimantan Selatan Capai 189 Ribu Kasus per September 2023)

Data Populer
Lihat Semua