KLHK: Jumlah Titik Panas di Indonesia Capai 285 Dalam 24 Jam Terakhir (Minggu, 16 Juni 2024)

Demografi
1
Irfan Fadhlurrahman 16/06/2024 16:46 WIB
10 Provinsi dengan Jumlah Titik Panas Terbanyak di Indonesia 24 Jam Terakhir
databoks logo
  • A Font Kecil
  • A Font Sedang
  • A Font Besar

Berdasarkan sistem pemantauan kebakaran hutan dan lahan SiPongi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), pemantauan 24 jam terakhir menunjukkan ada 285 titik panas (hotspot) terdeteksi di Indonesia. Jumlah titik panas ini bertambah 121 titik dibandingkan dengan periode sebelumnya.

Data tersebut merupakan hasil pencitraan satelit Terra/Aqua, SNPP, dan NOAA yang diakses pada Minggu (16/6/2024) pukul 16.44 WIB. Dari 285 titik panas terdeteksi, 17 titik dengan tingkat kepercayaan hotspot tinggi, 254 titik skala sedang, dan 14 titik skala rendah.

Tingkat kepercayaan hotspot terbagi menjadi 3 skala. Skala rendah memiliki rentang 0 - 29, skala sedang 30 - 79, dan skala tinggi 80 - 100. Semakin tinggi tingkat kepercayaan hotspot, semakin tinggi juga kemungkinan wilayah tertentu terjadi kebakaran hutan dan lahan.

(Baca: Negara dengan Gunung Berapi Aktif Terbanyak di Dunia, Indonesia Pertama)

Titik panas terdeteksi paling banyak berada di Nusa Tenggara Timur sebanyak 97 titik. Kalimantan Timur menempati posisi kedua jumlah titik panas terbanyak dengan 33 titik. Nusa Tenggara Barat berada di posisi ketiga sebanyak 31 titik panas.

Sebanyak 26 titik panas terdeteksi di Sulawesi Tenggara, Jawa Timur menyusul dengan 25 titik panas, serta Kalimantan Barat dan Sulawesi Selatan masing-masing memiliki 19 dan 16 titik panas terdeteksi.

Titik panas merupakan titik koordinat suatu daerah yang memiliki temperatur permukaan lebih tinggi dibandingkan sekitarnya, dan bukan jumlah kejadian kebakaran hutan dan lahan.

Namun, banyaknya jumlah titik panas dan bergerombol pada suatu wilayah mengindikasikan adanya kejadian kebakaran hutan dan lahan. Artinya, data titik panas hasil deteksi satelit penginderaan jauh masih paling efektif dalam memantau kebakaran hutan dan lahan untuk wilayah yang luas.

(Baca: Tren Letusan Gunung Berapi dalam Beberapa Tahun Terakhir)

Data Populer
Lihat Semua