Sebagian besar masyarakat Indonesia masih sering mengonsumsi minuman manis pada 2023.
Hal ini terlihat dari laporan Survei Kesehatan Indonesia 2023, hasil riset kolaborasi Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) Kementerian Kesehatan bersama Badan Pusat Statistik (BPS).
Menurut laporan tersebut, pada 2023 terdapat 47,5% penduduk berusia 3 tahun ke atas yang biasa mengonsumsi minuman manis ≥1 kali per hari.
Kemudian 43,3% mengonsumsinya 1-6 kali per minggu, sedangkan hanya 9,2% yang mengonsumsinya jarang-jarang yakni ≤3 kali per bulan.
(Baca: Ini Minuman Manis Kemasan yang Paling Banyak Dikonsumsi Warga RI)
Minuman manis yang dimaksud dalam survei ini adalah minuman dengan kandungan gula tinggi.
Menurut Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan, Dr. Eva Susanti, minuman manis berisiko memicu penyakit bila dikonsumsi berlebihan.
"Konsumsi gula yang terus menerus akan menyebabkan resistensi insulin, ketika tubuh tidak bisa menggunakan insulin secara efektif, sehingga kemungkinan akan terkena risiko mengalami diabetes apabila tidak diimbangi dengan aktivitas fisik," kata Eva, disiarkan situs resmi Kementerian Kesehatan (10/1/2024).
Menurut Eva, konsumsi gula berlebihan juga bisa memicu penyakit tekanan darah tinggi atau hipertensi.
Ia pun menyarankan agar masyarakat mengonsumsi gula setiap hari sesuai anjuran Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yakni maksimal 10% dari total kebutuhan energi (200 kilo kalori), atau setara 50 gram per hari.
"Kesadaran akan bahaya konsumsi gula berlebihan sangat penting agar orang dapat terhindar dari penyakit serius seperti obesitas, diabetes, penyakit jantung, dan lainnya," kata Eva.
(Baca: Konsumsi Gula per Kapita Indonesia Turun, Rekor Terendah pada 2023)