Berdasarkan survei Populix, dari 732 responden pengguna aplikasi kencan online di Indonesia, 56% mengaku pernah mengalami kejadian tidak menyenangkan.
Dari kelompok yang punya pengalaman negatif ini, mayoritasnya atau 71% pernah tertipu dengan profil palsu pengguna lain.
Kemudian 52% pernah menerima kata-kata yang tidak sopan atau kasar, dan 30% pernah mengalami pelecehan seksual ketika menggunakan aplikasi tersebut.
Populix mencatat, kata-kata kasar dan pelecehan seksual lebih banyak dialami responden perempuan.
Ada pula yang pernah menjadi korban perselingkuhan 23%, penipuan uang 22%, penguntitan dunia maya atau cyberstalking 21%, dan penyebaran informasi pribadi tanpa izin atau doxing 21%.
"Adanya kejadian penipuan dan perilaku tidak pantas di aplikasi kencan, mendorong pengguna untuk berhati-hati saat berinteraksi," tulis Populix dalam laporannya yang bertajuk Indonesian Usage Behavior and Online Security on Dating Apps.
Populix menggelar survei ini pada 15-22 Januari 2024 terhadap 1.165 responden di Indonesia. Sampelnya kemudian dikerucutkan menjadi 732 responden yang menggunakan aplikasi kencan, dan 409 responden pengguna yang pernah memiliki pengalaman negatif.
Mayoritas responden berada di Pulau Jawa (80%), diikuti Pulau Sumatra (13%), dan pulau-pulau lainnya (8%). Responden didominasi oleh kelompok usia 17-25 tahun (44%) dan usia 26-35 tahun (38%).
(Baca: Deretan Aplikasi Kencan Online Paling Banyak Diunduh Secara Global 2023, Tinder Juaranya)