Menurut data Bank Dunia, pada Januari 2024 rata-rata harga nikel kadar minimal 99,8% di London Metal Exchange (LME) mencapai US$16.103,83 per ton.
Harganya turun 2,2% dibanding Desember 2023 (month-on-month), anjlok 42,9% dibanding Januari 2023 (year-on-year/yoy), sekaligus menjadi rekor terendah sejak November 2020.
Harga nikel global juga tercatat turun 9 bulan berturut-turut sejak Mei 2023, seperti terlihat pada grafik.
Penurunan harga ini sejalan dengan proyeksi Bank Dunia dalam laporan Commodity Markets Outlook edisi Oktober 2023.
Dalam laporan tersebut, Bank Dunia memprediksi rata-rata harga nikel sepanjang 2024 akan turun dibanding rata-rata harga tahunan 2023.
Bank Dunia membuat proyeksi ini karena ada peningkatan pasokan nikel dari negara-negara produsen utama, seperti Indonesia, Filipina, dan China.
Sementara—di tengah kenaikan pasokan—permintaannya diramal berkurang seiring dengan munculnya teknologi baterai kendaraan listrik berbasis lithium iron posphate (LFP) sebagai pengganti nikel.
(Baca: Tren Baterai LFP Menguat, tapi Baterai Nikel Masih Memimpin)