Gunung Ili Lewotolok di Nusa Tenggara Timur kembali erupsi pada Kamis (1/2/2024) pukul 12.41 WITA. Dalam sepekan terakhir, Gunung Ili Lewotolok hanya sekali erupsi.
Berdasarkan informasi letusan dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melalui aplikasi MAGMA Indonesia, tinggi kolom abu teramati mencapai 400 meter di atas puncak atau 1.823 meter di atas permukaan laut.
Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah timur laut. Erupsi tersebut terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 36 milimeter dan durasi 174 detik.
(Baca: Kualitas Udara Pagi Hari: Riau Peringkat 1 Daerah Paling Berpolusi di Indonesia)
Menurut laporan aktivitas gunung api MAGMA Indonesia, tingkat aktivitas Gunung Ili Lewotolok di Level II (Waspada). Pengamatan kegempaan pada 1 Februari 2024 pukul 00.00-23.59 WITA menunjukkan terjadi 75 kali gempa letusan/erupsi dengan amplitudo 28-37,6 milimeter dan lama gempa 39-128 detik.
Kemudian, 141 kali gempa hembusan dengan amplitudo 2,3-25,7 milimeter dan lama gempa 25-112 detik serta 2 kali harmonik dengan amplitudo 4-9,3 milimeter dan lama gempa 201-239 detik.
PVMBG menghimbau masyarakat di sekitar Gunung Ili Lewotolok maupun pengunjung/pendaki/wisatawan agar tidak memasuki dan tidak melakukan aktivitas di dalam wilayah radius 2 kilometer dari pusat aktivitas Gunung Ili Lewotolok, dan masyarakat Desa Lamawolo, Desa Lamatokan, dan Desa Jontona agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya dari guguran/longsoran lava dan awan panas dari bagian timur puncak/ kawah Gunung Ili Lewotolok.
Selama tahun 2024, MAGMA Indonesia telah merekam 137 letusan/erupsi gunung api di seluruh Indonesia. Gunung Lewotobi Laki-laki di Nusa Tenggara Timur paling banyak erupsi (50 kali letusan) sedangkan Gunung Ili Lewotolok erupsi 6 kali.
(Baca: Ada 137 Kejadian Bencana Alam Jelang Akhir Januari 2024, Banjir Terbanyak)