Berdasarkan laporan Climate Transparency Report 2022, sumber energi listrik dari energi terbarukan masih minim di Indonesia. Tercatat, bauran sumber tenaga listrik dari energi terbarukan baru mencapai 19% pada 2021.
Dari proporsi tersebut, tenaga air (hydro) menyumbang bauran sumber energi listrik terbesar yaitu 8%. Lalu, disusul biomassa dan limbah 5,3%; panas bumi (geothermal) 5,1%; energi angin di kawasan pesisir (wind on shore) 0,1%; dan energi surya (solar) 0,1%.
Menurut laporan tersebut, secara tren pangsa energi terbarukan di sektor ketenagalistrikan di dalam negeri cenderung meningkat dalam tiga dekade terakhir.
“Meskipun terjadi peningkatan pesat akhir-akhir ini, tenaga surya dan angin masih memainkan peran kecil dalam bauran pembangkitan listrik,” kata laporan tersebut.
Di sisi lain, bahan bakar fosil mendominasi sumber energi listrik di Indonesia pada 2021. Laporan tersebut mencatat, 81% energi listrik di Tanah Air berasal dari batu bara, minyak bumi, dan gas bumi.
Rinciannya, 62% sumber energi listrik di Indonesia yang berasal dari batu bara. Lalu, diikuti gas bumi 18% dan minyak bumi 2%.
Laporan tersebut juga menunjukkan, rerata pangsa energi terbarukan untuk pembangkit listrik di Indonesia mencapai 18,7% sepanjang 2016 sampai 2021. Angka ini masih lebih rendah dari rerata terbarukan untuk pembangkit listrik di negara G20 yang sebesar 28,6% selama lima tahun periode yang sama.
(Baca: Kapasitas Energi Terbarukan Indonesia Terbesar ke-2 di Asia Tenggara pada 2022)