PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) mengeruk laba bersih sebesar US$1,21 miliar atau Rp18,81 triliun (asumsi kurs Rp15.546 per US$) sepanjang sembilan bulan 2023.
Melansir Katadata, laba tersebut merosot 35,96% dari periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy) sebesar US$1,90 miliar atau Rp29,53 triliun.
Penurunan laba sejalan dengan amblesnya pendapatan perusahaan milik 'Boy' Garibaldi Thohir, kakak dari Menteri BUMN Erick Thohir itu. Dari laporan keuangannya, pendapatan terbukukan sebesar US$4,98 miliar atau Rp77,43 triliun. Angka itu merosot 16% dari pendapatan periode lalu yang sebesar US$5,91 miliar atau Rp91,92 triliun.
Boy mengakui bahwa laba dan pendapatan yang terkoreksi ini imbas dari penurunan harga batu bara dan gejolak ekonomi dalam negeri.
“Meskipun terjadi penurunan harga dan tekanan inflasi, model bisnis terintegrasi kami terus menunjukkan kinerja yang baik. Kami berada di jalur yang tepat untuk mencapai target FY23 (tahun fiskal 2023) berkat eksekusi yang solid di setiap bisnis kami," kata Boy dalam laporan keuangan tersebut.
(Baca juga: Harga Batu Bara Acuan RI Turun 3 Bulan Berturut-turut hingga Oktober 2023)
Selain itu, beban pokok pendapatan sebesar US$2,99 miliar atau Rp46,53 triliun meningkat sebesar 17% (yoy) dari sebelumnya US$2,54 miliar atau Rp 39,61 triliun. Ini disebabkan oleh peningkatan beban royalti yang besar.
Royalti kepada pemerintah menjadi US$1,17 miliar atau Rp18,18 triliun, meningkat 33% dari US$882 juta atau Rp13,71 triliun (yoy). Namun beban pajak penghasilan justru turun 71%, dari US$1,16 miliar atau Rp18,11 triliun pada September 2022 menjadi US$332 juta atau Rp5,16 triliun pada September 2023.
Total biaya bahan bakar meningkat sebesar 18% seiring dengan peningkatan konsumsi bahan bakar sebesar 33%. Biaya tunai batu bara per ton, yang tidak termasuk royalti, pada sembilan bulan 2023 meningkat sebesar 11% (yoy).
Satu sisi, volume produksi ADRO justru meningkat 12% menjadi 50,73 metrik ton (mt) pada sembilan bulan 2023. Untuk kuartal III 2023 ini menyumbang 17,3 mt, turun dari kuartal II 2023 yang sebesar 17,7 mt.
Adapun aset ADRO tercatat sebesar US$10,39 triliun atau Rp161,59 triliun, naik tipis 4% (yoy) dari sebelumnya US$10,03 miliar atau Rp155,96 triliun.
(Baca juga: United Tractors dan Adaro Energy Masuk 10 Perusahaan Batu Bara Terbesar Dunia 2023)