Pengguna Twitter tenyata lebih khawatir terhadap berita asli dan palsu atau hoaks di internet dibandingkan pengguna dari media sosial lainnya. Ini sesuai dengan survei Reuters Institute yang dibukukan dalam Digital News Report 2023.
Reuters Institute menyebut, proporsi yang khawatir menyentuh 66% dari total pengguna platform dengan nama baru X itu. Sementara pengguna yang khawatir dari platform YouTube, Instagram, hingga TikTok sebesar 61%.
Selanjutnya, Facebook sebanyak 60%. Adapun orang yang tidak menggunakan media sosial tercatat sebanyak 41% yang khawatir akan berita asli dan palsu.
Reuters Institute memberi catatan bahwa tingkat kekhawatiran masyarakat yang lebih tinggi bukan berarti Twitter lebih banyak dibanjiri informasi palsu dibandingkan platform lain.
"Secara umum, ketika menyangkut misinformasi, penting untuk dicatat bahwa misinformasi online lebih jarang terjadi dibandingkan yang diasumsikan. Dan fokus pada misinformasi online mengabaikan kebohongan yang menyebar secara offline dalam kehidupan kita sehari-hari," tulis Reuters Institute.
Namun, Reuters Institute menambahkan, paparan atau interaksi dengan informasi palsu secara online jauh lebih sedikit dibandingkan dengan penggunaan internet oleh masyarakat untuk mencari berita, gambar, video, dan semua jenis konten lainnya.
Riset ini melibatkan 93.000 pengguna berita digital di 46 negara di Afrika, Asia, Eropa, Amerika, dan Oseania. Pengguna tiap platform memiliki basis responden yang berbeda.
(Baca juga: Warga Twitter Suka Baca Berita, Konten Apa yang Paling Dicari?)