Menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia mengalami inflasi tahunan 3,27% (year-on-year/yoy) pada Agustus 2023.
Lajunya meningkat tipis dibanding Juli 2023, setelah sebelumnya sempat melambat lima bulan berturut-turut seperti terlihat pada grafik di atas.
Adapun inflasi dalam negeri pada Agustus 2023 masih berada dalam target Bank Indonesia (BI), yang menyasar laju inflasi berada di kisaran 3% sampai 4% sampai akhir tahun ini.
"Bank Indonesia meyakini inflasi tetap terkendali dalam kisaran sasaran 3,0±1% pada sisa tahun 2023 dan 2,5%±1% pada 2024," kata BI dalam siaran persnya, Jumat (1/9/2023).
BPS mencatat, komoditas yang memiliki andil besar terhadap inflasi tahunan pada Agustus 2023 adalah beras, kentang, bawang putih, daging ayam ras, telur ayam ras, ikan segar, rokok putih, rokok kretek, rokok kretek filter, kontrak rumah, sewa rumah, dan upah asisten rumah tangga.
Laju inflasi Agustus 2023 juga dipengaruhi kenaikan harga bensin, solar, tarif angkutan dalam kota, tarif angkutan antar kota, tarif kereta api, uang kuliah akademi/perguruan tinggi, nasi dengan lauk, dan emas perhiasan.
Sementara, komoditas yang menyumbang deflasi atau penurunan harga tahunan pada Agustus 2023 adalah cabai merah, cabai hijau, cabai rawit, tomat, kol putih/kubis, bawang merah, minyak goreng, sabun cair/cuci piring, dan telepon seluler.
(Baca: Analisis IMF, El Nino Bisa Dongkrak Laju Inflasi Indonesia)
Jika dilihat dari kelompok pengeluarannya, pada Agustus 2023 inflasi tahunan Indonesia paling besar terjadi di sektor transportasi. Rinciannya adalah sebagai berikut:
- Transportasi: 9,65% (yoy)
- Perawatan pribadi dan jasa lainnya: 3,76% (yoy)
- Makanan, minuman dan tembakau: 3,51% (yoy)
- Penyediaan makanan dan minuman/restoran: 2,88% (yoy)
- Kesehatan: 2,69% (yoy)
- Perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga: 2,21% (yoy)
- Pendidikan: 2,07% (yoy)
- Rekreasi, olahraga, dan budaya: 1,88% (yoy)
- Perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga: 1,40% (yoy)
- Pakaian dan alas kaki: 1,12% (yoy)
Hanya ada satu kelompok pengeluaran yang harganya turun atau mengalami deflasi tahunan pada Agustus 2023, yakni sektor informasi, komunikasi, dan jasa keuangan dengan deflasi 0,22% (yoy).
(Baca: Proyeksi IMF: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Stabil sampai 2024)