Pemerintah Larang Ekspor 21 Komoditas Mentah SDA, Apakah Warga Setuju?

Perdagangan
1
Cindy Mutia Annur 12/08/2023 11:30 WIB
Tanggapan Responden Terkait Pelarangan Ekspor Komoditas Indonesia (Juli 2023)
databoks logo
  • A Font Kecil
  • A Font Sedang
  • A Font Besar

Pemerintah bakal melarang ekspor 21 komoditas produk sumber daya alam (SDA) Indonesia dalam bentuk bahan mentah secara bertahap hingga 2040 mendatang. Hal ini dilakukan agar memberikan nilai tambah pada sejumlah komoditas tersebut.

Adapun komoditasnya yakni batu bara, nikel, timah, bauksit, tembaga, emas perak, besi baja, minyak bumi, aspal buton, sawit, gas bumi, kelapa, karet, biofuel, getah pinus, kayu log, perikanan, udang, rajungan, rumput laut, dan garam.

Lantas, bagaimana tanggapan masyarakat terkait hal ini?

Berdasarkan survei Kurious-Katadata Insight Center (KIC), mayoritas atau 61,3% responden setuju dengan pelarangan ekspor komoditas tersebut. Rinciannya, sebanyak 40,1% responden setuju dan 21,2% sangat setuju.

Di sisi lain, ada 27,6% responden yang tidak setuju dengan pelarangan ekspor komoditas tersebut, terdiri dari 19,1% responden yang tidak setuju dan 8,5% sangat tidak setuju. Lalu, ada 5,7% responden yang mengaku tidak tahu.

Sebelumnya, Menteri Investasi dan Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan bahwa pemerintah sudah melarang ekspor nikel sejak 2020. Kemudian, pelarangan ekspor akan dilanjutkan tahun ini dengan bauksit dan tembaga.

Bahlil memperkirakan, jumlah investasi untuk mengembangkan sejumlah komoditas bahan mentah tersebut yaitu mencapai US$$545,3 miliar atau Rp8.298,92 triliun (asumsi kurs Rp15.219/ US$). Sehingga, menurut dia, larangan ekspor bahan mentah 21 komoditas tersebut merupakan langkah dan strategi yang dilakukan pemerintah untuk menambah pundi-pundi ke perekonomian RI. 

"Jadi (pelarangan ekspor) ini adalah jalan, strategi, yang harus Indonesia lakukan dalam rangka meningkatkan pendapatan per kapita, mendorong jadi negara baik dan optimalisasikan sumber daya alam yang ada. Ini ada strategi negara," kata Bahlil dikutip dari CNN Indonesia, (9/2/2023).

Survei Kurious-KIC ini dilakukan terhadap 633 responden yang tersebar di seluruh Indonesia, dengan proporsi 45% responden laki-laki dan 55% responden perempuan.

Lebih dari separuh responden berada dari Pulau Jawa selain Jakarta yaitu sebanyak 64,04%, diikuti responden dari DKI Jakarta (14,2%) dan Pulau Sumatra (12,3%). Proporsi responden yang berasal dari Kalimantan, Sulawesi, Bali-Nusa Tenggara, dan Maluku-Papua di rentang 0,6%-3,8%.

Sebagian besar responden berasal dari kelompok usia antara 35-44 tahun (32,7%), diikuti kelompok 25-34 tahun (30,6%) dan kelompok 45-54 tahun (21,8%).

Data dikoleksi pada 11-18 Juli 2023 menggunakan metode computer-assisted web interviewing (CAWI), dengan toleransi kesalahan (margin of error) sekira 3,89% dan tingkat kepercayaan sebesar 95%.

(Baca: Kinerja Ekspor dan Impor Indonesia Menurun pada Juni 2023)

Data Populer
Lihat Semua