Kinerja ekspor dan impor Indonesia kompak menurun pada akhir semester I 2023.
Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS), total nilai ekspor Indonesia pada Juni 2023 mencapai US$20,6 miliar.
Angka tersebut turun 5,08% dibanding Mei 2023 (month-on-month/mom), serta turun 21,18% dibanding Juni tahun lalu (year-on-year/yoy).
Menurut BPS, merosotnya ekspor Juni 2023 disebabkan oleh kinerja ekspor nonmigas yang turun 5,17% (mom) dari US$20,39 miliar menjadi US$19,34 miliar. Kemudian ekspor migas turun 3,64%, (mom) dari US$1,3 miliar menjadi US$1,26 miliar.
Penurunan ekspor migas disebabkan oleh ekspor gas yang turun 10,35% (mom) menjadi US$654,4 juta, sementara ekspor minyak mentah naik 10,34% (mom) menjadi US$182,6 juta, dan ekspor hasil minyak naik 2,61% (mom) menjadi US$424 juta.
Pada Juni 2023, impor Indonesia juga turun 19,4% secara bulanan (mom), serta turun 18,35% secara tahunan (yoy) menjadi US$17,15 miliar.
Jika dirinci lagi, impor migas turun 29,12% (mom) menjadi US$2,2 miliar, dan impor nonmigas turun 17,73% (mom) menjadi US$14,92 miliar.
Penurunan impor migas disebabkan oleh berkurangnya impor minyak mentah 43,24% (mom) menjadi US$672,3 juta, impor hasil minyak turun 17,57% (mom) menjadi US$1,31 juta, dan impor gas turun 34,11% (mom) menjadi US$230,1 juta.
Besarnya nilai ekspor ketimbang impor pada Juni 2023, membuat Indonesia masih membukukan surplus neraca perdagangan sebesar US$3,45 miliar.
(Baca: Ekspor Indonesia Menguat pada Mei 2023, tapi Surplus Merosot)