Menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS), total nilai ekspor Indonesia pada Mei 2023 mencapai USD 21,7 miliar.
Angka tersebut menguat 12,61% dibanding April 2023 (month-on-month/mom), serta naik 0,96% dibanding Mei tahun lalu (year-on-year/yoy).
Hal serupa terjadi pada impor Indonesia yang nilainya meningkat 38,65% secara bulanan (mom), serta naik 14,35% secara tahunan (yoy) menjadi USD 21,28 miliar.
(Baca: Ekspor Industri Furnitur Merosot Kuartal I 2023, Pabrik Pangkas Karyawan)
Dengan nilai ekspor yang lebih tinggi dibanding impor, pada Mei 2023 Indonesia membukukan surplus neraca perdagangan USD 436,5 juta.
Tapi, biarpun masih surplus, angkanya jauh merosot dibanding bulan-bulan sebelumnya. Selama periode Mei 2022-April 2023 Indonesia mampu mencetak surplus antara USD 2,8 miliar sampai USD 5,7 miliar per bulan.
Anjloknya surplus pada Mei 2023 dipengaruhi oleh pertumbuhan impor yang lebih tinggi ketimbang ekspor.
Menurut catatan BPS, lonjakan impor pada Mei 2023 didorong oleh naiknya pembelian minyak mentah dari luar negeri.
Impor komoditas non-migas juga tercatat naik, terutama impor kendaraan dan bagiannya, mesin/peralatan mekanis dan bagiannya, besi dan baja, serta plastik dan barang dari plastik.
(Baca: Ekspor Industri Alas Kaki Melemah Kuartal I 2023, Gelombang PHK Menghantui)