Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat terkoreksi 13,29 poin atau 0,19% ke level 6.879,979 pada penutupan perdagangan Jumat (11/8/2023).
Pelemahan indeks saham tersebut terjadi di tengah naiknya inflasi Amerika Serikat (AS) bulan lalu.
Tingkat inflasi tahunan di AS naik menjadi 3,2% secara tahunan (year-on-year/yoy) pada Juli 2023, dari sebelumnya sebesar 3% (yoy) pada Juni 2023. Kenaikan tipis inflasi tersebut membuat pasar menantikan arah kebijakan moneter bank sentral AS The Fed selanjutnya.
Berdasarkan data RTI Business, frekuensi perdagangan saham di bursa dalam negeri hari ini sebanyak 933,78 ribu kali transaksi.
Total saham berpindah tangan mencapai 15,7 miliar lembar, dengan nilai transaksi mencapai Rp7,46 triliun.
Emiten berkode COAL menjadi top loser hari ini setelah melemah 14,86%, diikuti BBSS dan KLAS yang terkontraksi masing-masing 14,77% dan 11,76%.
Sementara, emiten top gainer hari ini adalah CYBR yang menguat 13,33%, diikuti emiten BSML dan JTPE yang menguat masing-masing 11,7% dan 11,2%.
Mayoritas indeks saham pada perdagangan hari ini pun ditutup melemah. Rinciannya, 271 saham melemah, 241 saham stagnan, dan 225 saham menguat.
Adapun bursa saham regional Asia sore ini juga tercatat melemah. Indeks Hang Seng terkontraksi 173,07 poin atau 0,90% ke 19.075,189, indeks Shanghai melemah 65,31 poin atau 2,01% ke 3.189,25, dan indeks Strait Times melemah 28,65 poin atau 0,86% ke 3.294,28.
(Baca: IHSG Ditutup Menguat, SCMA dan MNCN Masuk Zona Hijau (Kamis, 10 Agustus 2023))