Aset Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) tumbuh pesat dalam lima tahun belakangan.
Pada akhir 2018, LPDP memiliki nilai total aset sekitar Rp46,9 triliun. Kemudian pada akhir 2022 asetnya sudah mencapai Rp127,3 triliun.
Secara kumulatif, dalam periode 2018-2022 nilai total aset LPDP sudah bertambah sekitar Rp80,4 triliun atau tumbuh 171%.
Pada akhir 2022, sebagian besar aset LPDP berupa Investasi Jangka Panjang Non-Permanen yang nilainya Rp119,8 triliun.
Jika dirinci lagi, Investasi Jangka Panjang Non-Permanen yang dikelola LPDP itu terdiri dari obligasi senilai Rp84 triliun dan deposito Rp35,8 triliun.
(Baca: Ini Jumlah Penerima Beasiswa LPDP sampai 2022)
Adapun pada pertengahan 2023, Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan dana LPDP sudah bertambah lagi.
"Sebelas tahun lalu, LPDP baru dimulai dengan dana Rp1 triliun, sekarang sudah mencapai Rp139,1 triliun," kata Sri Mulyani dalam acara LPDP Fest di Jakarta, dilansir Detik.com, Kamis (3/8/2023).
Hal tersebut juga dikonfirmasi oleh Presiden Jokowi. Menurut Jokowi, besarnya dana kelolaan LPDP ini membuat banyak universitas dunia mengincar mahasiswa dari Indonesia.
"Kita memiliki dana (LPDP) yang tidak kecil, sekarang ini Rp139 triliun. Universitas yang top 20 (dunia) itu datang ke kita menawarkan diri," kata Jokowi dalam kesempatan sama.
"Ngga kayak dulu, kalau dana (LPDP) masih kecil, kita yang minta-minta. Saya diberi jatah 5 orang mahasiswa saja. Sekarang kita punya Rp139 triliun, mereka yang datang meminta karena tahu anggaran kita ada, di LPDP ada dananya dan angka Rp139 triliun itu bukan angka kecil," katanya lagi.
Jokowi pun meminta para menteri membuat perencanaan matang terkait penyaluran beasiswa LPDP, supaya bisa memenuhi kebutuhan dan visi negara Indonesia.
"Jurusan apa? Jumlahnya berapa? Bidang penelitiannya apa? Harus betul-betul bisa tepat sasaran. Tidak buang-buang anggaran," kata Jokowi.
(Baca: Eropa, Tujuan Utama Penerima Beasiswa LPDP Luar Negeri)