Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), pada Juni 2023 volume penjualan wholesale mobil tipe hybrid electric vehicle (HEV) di pasar domestik mencapai 4.448 unit.
Angka itu tumbuh 57% dibanding Mei 2023 (month-on-month/mom), melesat 2.008% dibanding Juni 2022 (year-on-year/yoy), sekaligus menjadi rekor tertinggi baru seperti terlihat pada grafik.
Merek mobil hybrid dengan penjualan wholesale tertinggi pada Juni 2023 adalah Toyota All New Kijang Innova Zenix Q Modellista (1.153 unit) dan Suzuki XL-7 Alpha Hybrid (835 unit).
Mobil hybrid atau HEV memiliki dua jenis mesin penggerak, yaitu mesin konvensional yang berbahan bakar bensin, plus mesin berbasis baterai listrik.
Mobil tipe ini menggunakan energi dari baterai saat melaju dengan kecepatan rendah. Kemudian jika daya baterainya habis, sistem penggerak akan berganti secara otomatis ke mesin konvensional.
Baterai mobil hybrid umumnya mendapat daya dari deselerasi, yakni energi kinetik yang dihasilkan saat mobil mengurangi kecepatan. Sederhananya, jika mobil mengerem, maka daya baterainya akan terisi.
Menurut studi dari Kementerian ESDM, mobil hybrid rata-rata mengeluarkan emisi karbon 80 gram CO2 per kilometer. Jumlah ini jauh lebih rendah dibanding mobil konvensional yang emisinya mencapai 240 gram CO2 per kilometer.
Namun, emisi mobil hybrid lebih tinggi ketimbang mobil listrik yang sepenuhnya berbasis baterai atau battery electric vehicle (BEV). Rata-rata mobil listrik BEV diperkirakan hanya mengeluarkan emisi 5 gram CO2 per kilometer.
(Baca: Hyundai Ioniq 5 Kuasai Pasar Mobil Listrik Indonesia Semester I 2023)