PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) memiliki pembangkit listrik dengan total kapasitas terpasang 44.939,88 megawatt (MW) pada akhir 2022.
Total kapasitas itu sudah bertambah 475,13 MW atau meningkat 1,07% dibanding akhir 2021.
Jika dirinci berdasarkan jenis pembangkitnya, pertumbuhan paling pesat terjadi pada pembangkit listrik tenaga gas dan uap (PLTGU). Namun, ada pula pengurangan kapasitas pada pembangkit listrik tenaga gas (PLTG).
Berikut rincian perubahan kapasitas terpasang pembangkit listrik PLN pada akhir 2022, dibandingkan dengan posisi akhir 2021:
- Pembangkit listrik tenaga gas dan uap (PLTGU): bertambah 356,85 MW
- Pembangkit listrik tenaga mesin gas (PLTMG): bertambah 155,46 MW
- Pembangkit listrik tenaga uap (PLTU): bertambah 53,5 MW
- Pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD): bertambah 32,02 MW
- Pembangkit listrik tenaga air (PLTA): bertambah 12,09 MW
- Pembangkit listrik tenaga surya (PLTS): bertambah 7,28 MW
- Pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTMH): bertambah 0,5 MW
- Pembangkit listrik tenaga biomassa (PLTBM): bertambah 0,02 MW
- Pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP): tidak berubah
- Pembangkit listrik tenaga angin/bayu (PLTB): tidak berubah
- Pembangkit listrik tenaga minihidro (PLTM): berkurang 3,33 MW
- Pembangkit listrik tenaga gas (PLTG): berkurang 139,25 MW
(Baca: Pertumbuhan EBT Masih Lemah sampai 2022, Kalah dari Batu Bara)
Data di atas menunjukkan, pembangkit listrik PLN yang berbasis energi fosil umumnya memiliki penambahan kapasitas terpasang lebih besar ketimbang pembangkit energi baru dan terbarukan (EBT).
Pembangkit energi fosil itu meliputi PLTGU, PLTMG, PLTU, dan PLTD. Sedangkan pembangkit EBT mencakup PLTA, PLTS, PLTMH, PLTBM, PLTP, PLTB, dan PLTM.
Adapun PLN menyatakan akan terus berupaya mempercepat pembangunan pembangkit EBT, salah satunya melalui kesepakatan kerja sama dengan China Communications Construction Dredging Co. Ltd. (CCCC). Kesepakatannya baru diteken pada akhir Mei 2023.
"Kerja sama yang telah terbangun antara PLN dan CCCC diharapkan bisa mempercepat pembangunan pembangkit EBT. Dengan demikian, Indonesia akan semakin mempercepat proses transisi energi," kata Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo dalam siaran persnya (21/5/2023).
"Kesepakatan kerja sama ini dapat meningkatkan kepercayaan investor. Melalui kerja sama yang solid antara PLN dengan CCCC juga diharapkan dapat mempererat hubungan ekonomi antara Tiongkok dan Indonesia," lanjutnya.
(Baca: Investasi di Sektor Energi Terbarukan Masih Minim sampai 2022)