Pemerintah menggencarkan kampanye pemakaian kendaraan listrik guna mengurangi emisi dari sektor transportasi. Namun, infrastruktur pendukungnya, seperti stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) belum tersebar merata di Indonesia.
Ini terlihat dari data Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang diolah Institute for Essential Services Reform (IESR). Secara umum, SPKLU memang meningkat tiga kali lipat dari tahun sebelumnya, dengan total 570 stasiun terpasang. Namun, jumlah yang terpasang itu masih sekira 20% di bawah terget pemerintah.
"Meskipun demikian, SPKLU tidak terdistribusi dengan baik karena lebih dari 88% SPKLU berlokasi di Jawa dan Bali," tulis tim riset IESR dalam laporannya yang berjudul Indonesia Electric Vehicle Outlook (IEVO) 2023.
Tim menyebut, Jakarta dan Bali memiliki jumlah SPKLU terbanyak dibandingkan daerah lain. Salah satu pendorong utama pemasangan SPKLU adalah ajang G20, yang kendaraan dinasnya berasal dari kendaraan listrik.
"Alhasil, selain Jakarta sebagai ibu kota, SPKLU banyak ditemukan di Bali, tempat diselenggarakannya acara G20. Kecuali untuk daerah-daerah tersebut, jumlah SPKLU relatif sedikit," tulis tim.
Dari data yang dilampirkan, seluruh Sumatra hanya 5,6% dari total SPKLU yang terpasang, Sulawesi 2,6%, dan Kalimantan 2,3%.
Mengutip riset Foster, tim menyebut strategi penerapan infrastruktur pengisian daya yang diprakarsai pemerintah bisa 4-7 kali lebih hemat biaya daripada menawarkan insentif kepada konsumen untuk mendorong adopsi kendaraan listrik.
Ini karena setiap jenis pengisi daya melayani kebutuhan konsumen yang berbeda. Di wilayah Jakarta, hampir 50% stasiun pengisian adalah stasiun pengisian dengan daya lambat.
Sedangkan stasiun pengisian cepat dioperasikan oleh perusahaan di bawah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan berlokasi di lokasi terdekat mereka, jauh dari tempat yang paling membutuhkannya, misalnya jalan raya atau tol.
"Oleh karena itu, diperlukan rencana penerapan strategis untuk mengoptimalkan investasi SPKLU," tulis tim.
(Baca juga: Harga Mahal hingga Masalah Pengisian Baterai, Ini Kendala Adopsi Kendaraan Listrik di Indonesia)