Angka Kematian Jemaah Haji Indonesia Turun pada 2022, Terendah Sedekade

Layanan konsumen & Kesehatan
1
Adi Ahdiat 19/05/2023 17:13 WIB
Angka Kematian Jemaah Haji Indonesia per Tahun (2010-2022)*
databoks logo
  • A Font Kecil
  • A Font Sedang
  • A Font Besar

Hampir setiap tahun ada ratusan jemaah haji Indonesia yang meninggal saat menjalankan ibadah di Tanah Suci. Namun, menurut data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), angka kematiannya menurun pada tahun lalu.

Sepanjang 2022, rasio jemaah haji Indonesia yang meninggal mencapai 0,89 per seribu jemaah (permil). Angka itu berkurang signifikan dibanding 2019 yang rasionya sekitar dua kali lipat lebih tinggi, yakni 1,96 permil.

Angka kematian jemaah haji Indonesia pada 2022 juga menjadi level terendah dalam sedekade terakhir, seperti terlihat pada grafik di atas.

Adapun pada 2020-2021 angka kematian nihil lantaran tidak ada jemaah haji Indonesia yang berangkat ke Tanah Suci, terdampak kebijakan pembatasan mobilitas pandemi Covid-19 dari pemerintah Arab Saudi.

(Baca: Indonesia Dapat Tambahan 8 Ribu Kuota Jemaah Haji pada 2023)

Untuk musim penyelenggaraan ibadah haji tahun 2023, Kemenkes menyiapkan Emergency Medical Team (EMT) sebagai upaya menurunkan risiko kematian jemaah.

"Salah satu strategi penyelenggaraan kesehatan haji tahun ini, kami siapkan dokter spesialis sebagai EMT yang ditempatkan di setiap sektor, sehingga kegawatdaruratan medis lebih cepat tertangani," kata Kepala Pusat Kesehatan Haji Liliek Marhaendro Susilo dalam siaran persnya, Kamis (18/5/2023).

Tim EMT akan berisi 15 orang dokter spesialis yang terdiri dari bidang anestesi, penyakit dalam, bedah, saraf dan jantung. Selain itu, ada pula 12 orang dokter umum dan 43 perawat IGD/ICU/ER.

Para dokter tersebut disiagakan untuk memberikan pelayanan kesehatan di 5 sektor daerah kerja Madinah dan 11 sektor daerah kerja Makkah yang berdekatan dengan pondokan jemaah haji.

EMT juga disiagakan di sejumlah pos sektor khusus, yakni Masjid Nabawi, Terminal Syib Amir Masjidil Haram, Arafah, dan Mina.

"Hal ini bertujuan agar memudahkan akses jemaah haji kepada pelayanan kesehatan, khususnya kondisi darurat yang tidak bisa ditangani oleh tenaga kesehatan haji di kloter," kata Liliek.

"EMT kami siagakan untuk selalu mengikuti pergerakan jemaah haji saat pelaksanaan ibadah, terutama pada fase Armuzna (Arafah, Muzdalifah, dan Mina)," lanjutnya.

EMT juga akan berkolaborasi dengan Tim Penanganan Krisis Pertolongan Pertama Pada Jemaah Haji (PKP3JH), Tim Perlindungan Jemaah Haji (Linjam), dan layanan lansia dari Kementerian Agama.

"Dengan komitmen untuk bersinergi ini, diharapkan upaya penanganan kegawatdaruratan medis dapat dilaksanakan lebih optimal," kata Liliek.

(Baca: Saldo Dana Haji Naik, tapi Nilai Manfaatnya Turun pada 2022)

Editor : Adi Ahdiat
Data Populer
Lihat Semua