Menilik Penjualan Indofood, Produsen Indomie yang Disorot Karena Ditemukan Zat Pemicu Kanker

Produk Konsumen
1
Erlina F. Santika 27/04/2023 17:10 WIB
Penjualan Neto PT Indofood Sukses Makmur Tbk. (2017-2022)
databoks logo
  • A Font Kecil
  • A Font Sedang
  • A Font Besar

Merek mi instan asal Indonesia yang mendunia, Indomie, ditarik peredarannya di Taiwan. Pasalnya, terdapat dua merek dari produk itu yang disebut mengandung zat pemicu kanker oleh Departemen Kesehatan Taiwan.

Salah satu mi instan tersebut adalah Indomie Rasa Ayam Spesial. Dikutip The Star dari Katadata, penemuan tersebut berdasarkan pemeriksaan mi instan yang tersedia di Taiwan pada 24 April 2023. Selain Indomie, zat pemicu kanker juga ditemukan di Mie Kari Putih Ah Lai dari Malaysia.

Departemen Kesehatan Taiwan mengatakan bahwa kedua merek tersebut mengandung etilen oksida, senyawa kimia yang terkait dengan limfoma dan leukemia.

Sebagai informasi, etilen oksida beracun jika dikonsumsi atau dihirup. Selain menyebabkan limfoma dan leukemia, etilen oksida juga dapat menyebabkan iritasi serius pada kulit dan mata siapa pun yang bersentuhan dengan zat tersebut dan bahkan memicu cacat lahir dan keturunan.

Di samping penarikan tersebut, bagaimana penjualan produknya selama ini?

PT Indofood Sukses Makmur Tbk. memiliki struktur bisnis yang bergerak di empat bidang. Perusahaan yang dinahkodai Anthony Salim ini tak hanya memproduksi mi instan.

Pertama, grup produk konsumen bermerek atau consumer branded products group (CBP group). CBP memproduksi atau mengelola mi instan, produk susu, makanan ringan, penyedap makanan, nutrisi dan makanan khusus, serta minuman.

Kedua, grup agribisnis terdiri dari perkebunan, minyak dan lemak nabati. Ketiga, grup Bogasari terdiri dari tepung makanan hingga pasta instan. Keempat, grup distribusi.

Dari seluruh produk yang dipasarkan, penjualannya tembus Rp110,83 triliun pada 2022. Angka tersebut meroket dari penjualan tahun sebelumnya, yakni Rp99,35 triliun pada 2021.

Capaian 2021 juga meningkat 22% dari sebelumnya, yakni Rp81,73 triliun pada 2020, didorong oleh pertumbuhan penjualan di seluruh grup.

Belum ada penjelasan komprehensif terkait kontribusi grup dalam penjualan bersih di laporan tahunan 2022. Namun, pada 2021, grup CBP tercatat membukukan pertumbuhan total nilai penjualan sebesar 21% menjadi Rp56,96 triliun dibandingkan tahun 2020 Rp46,97 triliun.

Meningkatnya penjualan didukung oleh kenaikan volume penjualan di pasar domestik dan luar Indonesia. Secara umum, memang penjualan grup Indofood kerap meningkat tiap tahunnya.

Berikut penjualan Indofood di seluruh grup pada 2017-2022:

  • 2017 Rp70.186.600.000.000
  • 2018 Rp73.394.700.000.000
  • 2019 Rp76.593.000.000.000
  • 2020 Rp81.731.500.000.000
  • 2021 Rp99.345.600.000.000
  • 2022 Rp110.830.272.000.000

(Baca juga: Tiongkok Rajai Pangsa Pasar Permintaan Mi Instan Dunia, Indonesia Peringkat Berapa?)

Data Populer
Lihat Semua