Banyak Orang Indonesia Suka Tambahkan Asupan Gula ke Makanan dan Minuman

Layanan konsumen & Kesehatan
1
Cindy Mutia Annur 19/04/2023 09:00 WIB
Intensitas Menambahkan Asupan Gula ke Makanan dan Minuman (Maret 2023)
databoks logo
  • A Font Kecil
  • A Font Sedang
  • A Font Besar

Banyak orang Indonesia menyukai kuliner yang bercita rasa manis. Hal ini tercermin dalam laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 yang dirilis Kementerian Kesehatan.

Berdasarkan laporan tersebut, sekitar 40% masyarakat Indonesia biasa menyantap makanan manis lebih dari 1 kali per hari. Kemudian 61% mengonsumsi minuman manis lebih dari 1 kali per hari.

Makanan dan minuman manis yang dikonsumsi masyarakat itu bisa berupa produk dalam kemasan yang dibeli di toko, restoran, atau kafe, maupun diracik sendiri di rumah.

Menurut survei Kurious-Katadata Insight Center (KIC), sekitar 35% responden Indonesia gemar menambahkan gula ke makanan, dengan intensitas sering 29,9% dan sangat sering 5,8%.

Lebih dari separuh atau 62% responden juga suka menambahkan gula ke minumannya, dengan intensitas sering 47,7% dan sangat sering 15%.

Secara umum, gula memang merupakan sumber energi yang penting bagi tubuh. Namun, takaran konsumsi gula harus seimbang demi kesehatan yang optimal.

Maka dari itu, masyarakat perlu mengenali kandungan gula dalam makanan dan minuman yang menjadi konsumsi harian mereka, untuk dapat menjaga asupan gula ke dalam tubuh.

"Gula bukan untuk dihindari, tapi konsumsinya tetap harus dibatasi," ujar ahli gizi dr. I Wayan Gede Sutadarma dalam artikelnya yang dipublikasikan situs resmi Kementerian Kesehatan (9/8/2022).

"Jika kita tidak mengonsumsi gula, maka tubuh terutama saraf pusat akan kekurangan energi sehingga kita akan sulit berkonsentrasi dan mudah kelelahan," lanjutnya.

Kurious-KIC melakukan survei ini pada 17-24 Maret 2023 dengan melibatkan 642 responden yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia.

Proporsi responden laki-laki 50,8% dan perempuan 49,2%. Sebagian besar responden berusia antara 35-44 tahun (36,1%), diikuti kelompok 25-34 tahun (26,6%) dan kelompok 45-54 tahun (21,8%).

Lebih dari separuh responden berada di Pulau Jawa selain Jakarta (64,5%), kemudian di Jakarta (14,8%), dan Sumatra (10%). Sementara responden di Sulawesi, Bali-Nusa Tenggara, Kalimantan, dan Maluku-Papua proporsinya lebih kecil, yakni di rentang 0,5%-4,4%.

Survei ini menggunakan metode computer-assisted web interviewing (CAWI), dengan toleransi kesalahan (margin of error) sekitar 3,86% dan tingkat kepercayaan 95%.

(Baca: Mayoritas Warga RI Sering Konsumsi Makanan dan Minuman Manis)

Editor : Adi Ahdiat
Data Populer
Lihat Semua