Selepas Pandemi, Nilai Transaksi Sektor Healthtech Diproyeksikan Terus Meningkat

Layanan konsumen & Kesehatan
1
Erlina F. Santika 10/04/2023 20:40 WIB
Nilai Transaksi Healthtech dan Proyeksinya (2017-2027)
databoks logo
  • A Font Kecil
  • A Font Sedang
  • A Font Besar

Teknologi kesehatan atau healthtech memiliki peran penting dalam sektor kesehatan sebagai pionir adopsi teknologi pada peningkatan nilai dan efisiensi layanan kesehatan. Hal ini diungkapkan dalam riset kolaborasi East Ventures, PwC Indonesia, dan Katadata Insight Center (KIC).

Hasil riset yang diolah tim menunjukkan, proyeksi nilai transaksi healthtech mengalami pertumbuhan, setidaknya 20% secara tahunan (year-on-year/yoy). Nilai ini lebih tinggi dibandingkan sektor kesehatan konvensional, sebesar 7% (yoy) pada 2022-2027.

Pada 2017, nilai transaksi dari healthtech mencapai Rp6 triliun. Setelahnya, mengalami peningkatan hingga Rp13 triliun pada 2022.

Proyeksi nilai transaksi pada 2023 dan 2027 mendatang pun akan berkembang, masing-masing sebesar Rp16 triliun dan Rp34 triliun.

"Healthtech sebagai kontributor sektor kesehatan, akan terus bertumbuh dengan didukung oleh peningkatan adopsi BPJS, kunjungan pasien, dan digitalisasi," tulis tim dalam laporannya.

Adopsi healthtech memang meningkat pesat karena terdesaknya kebutuhan pelayanan saat pandemi Covid-19. Hal tersebut terlihat dari kenaikan pengguna aplikasi PeduliLindungi (Satusehat) dan telemedis yang dimanfaatkan sebagai media pengawasan penyebaran Covid-19, vaksinasi, hingga layanan konsultasi kesehatan.

Seiring perjalanan, terkontrolnya pandemi tidak menyurutkan perkembangan dan pemanfaatan healthtech di Indonesia.

"Sebagai contoh, PeduliLindungi (Satusehat) saat ini menambahkan lebih banyak fitur yang bersifat personalisasi, seperti pengingat konsumsi obat dan catatan vaksinasi," tulis tim.

Di sisi lain, telemedis atau telehealth terus berkembang. Teknologi ini tak hanya sebagai layanan konsultasi, tetapi juga dapat menjadi tempat pemesanan obat hingga enabler produk asuransi.

"Penghematan waktu dan kemudahan akses menjadi faktor utama bagi pelanggan untuk menggunakan layanan telehealth," ujar tim riset.

Data diolah dari Euromonitor, Statista, The Business Research Company, Marketline, serta Analisis PwC. Laporan ini dimuat dalam East Ventures-Digital Competitiveness Index (EV-DCI) 2023 dengan tema Keadilan Digital Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

(Baca juga: Jenis-jenis Layanan Telemedis yang Kerap Digunakan Masyarakat Indonesia)

Data Populer
Lihat Semua