Pertamina Geothermal Energy Melantai di Bursa, Ini Kinerja Keuangannya

Pasar
1
Adi Ahdiat 24/02/2023 13:22 WIB
Pendapatan dan Laba PT Pertamina Geothermal Energy Tbk Periode Januari-September (2021-2022)
databoks logo
  • A Font Kecil
  • A Font Sedang
  • A Font Besar

PT Pertamina Geothermal Energy Tbk resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode emiten PGEO mulai Jumat (24/2/2023).

PGEO melakukan penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) sebanyak 10,35 miliar lembar saham, dengan harga Rp875 per saham. Aksi IPO ini ditargetkan bisa menghimpun dana hingga Rp9,05 triliun.

Sekitar 85% dana hasil IPO akan digunakan untuk pengembangan usaha PGEO, mulai dari penambahan kapasitas wilayah kerja panas bumi (WKP), investasi pengembangan kemampuan digital, dan mendukung kebutuhan operasional lainnya.

Kemudian 15% sisa dana IPO akan digunakan untuk membayar sebagian utang perusahaan.

"Apabila dana hasil penawaran umum perdana tidak mencukupi, perseroan masih memiliki berbagai alternatif pembiayaan, yang antara lain berasal dari kas internal perseroan dan/atau fasilitas pendanaan konvensional maupun pasar modal, mengingat rasio-rasio keuangan perseroan masih memungkinkan untuk melakukan hal tersebut," kata manajemen PGEO dalam prospektusnya (20/2/2023).

Berdasarkan prospektusnya, kinerja keuangan PGEO juga tercatat meningkat dalam setahun terakhir.

Selama periode Januari-September 2021 PGEO membukukan pendapatan usaha USD 276,6 juta. Kemudian pada Januari-September 2022 angkanya naik 3,9% menjadi USD 287,4 juta.

"Peningkatan tersebut utamanya disebabkan oleh eskalasi harga jual listrik panas bumi yang dipengaruhi oleh naiknya Indeks Harga Produsen Amerika Serikat (United States Producer Price Index/US PPI) selama sembilan bulan pertama tahun 2022," kata manajemen PGEO.

Naiknya pendapatan itu diiringi pula dengan peningkatan laba. Pada Januari-September 2021 PGEO mencatatkan laba bersih USD 66,4 juta. Kemudian pada Januari-September 2022 angkanya naik 67,8% menjadi USD 111,4 juta.

"Perseroan memperoleh sejumlah besar pendapatan dari penjualan listrik, yang secara langsung dipengaruhi oleh jumlah kapasitas terpasang keseluruhan dan jumlah listrik yang dapat dihasilkan oleh PLTP (pembangkit listrik tenaga panas bumi) milik perseroan," kata mereka.

Adapun sampai Februari 2023 PT Pertamina Geothermal Energy Tbk mengelola PLTP di 10 lokasi, dengan total kapasitas terpasang 1.877 megawatt (MW).

(Baca: Pembangkit Listrik EBT Indonesia Didominasi Tenaga Air sampai 2022)

Editor : Adi Ahdiat
Data Populer
Lihat Semua