Hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan menunjukkan, prevalensi balita stunting di Jawa Timur mencapai 19,2% pada 2022. Provinsi ini menduduki peringkat ke-25 dengan prevalensi balita stunting tertinggi di Indonesia tahun lalu.
Jawa Timur berhasil memangkas angka balita stunting sebesar 4,3 poin dari tahun sebelumnya. Pada 2021, tercatat prevalensi balita stunting di provinsi ini sebesar 23,5%.
Adapun Jawa Timur mencatat terdapat 20 kabupaten/kota dengan prevalensi balita stunting di atas rata-rata angka provinsi. Sisanya, 18 kabupaten/kota di bawah angka rata-rata prevalensi balita stunting Sulawesi Selatan.
Kabupaten Jember merupakan wilayah dengan prevalensi balita stunting tertinggi di Jawa Timur pada 2022, yakni mencapai 34,9%. Angka tersebut naik 11 poin dari prevalensi balita stunting daerah tersebut pada 2021 sebesar 23,9%.
Kondisi ini timpang jauh dengan Kota Surabaya yang memiliki prevalensi stunting sebesar 4,8%. Angka ini merupakan yang terendah di wilayah Jawa Timur.
Berikut prevalensi balita stunting di Jawa Timur berdasarkan kabupaten/kota pada 2022:
- Kabupaten Jember: 34,9%
- Kabupaten Bondowoso: 32%
- Kabupaten Situbondo: 30,9%
- Kabupaten Ngawi: 28,5%
- Kabupaten Lamongan: 27,5%
- Kabupaten Bangkalan: 26,2%
- Kota Batu: 25,2%
- Kabupaten Tuban: 24,9%
- Kabupaten Bojonegoro: 24,3%
- Kabupaten Lumajang: 23,8%
- Kota Probolinggo: 23,3%
- Kabupaten Malang – Kepanjen: 23%
- Kabupaten Jombang: 22,1%
- Kabupaten Kediri: 21,6%
- Kabupaten Sumenep: 21,6%
- Kota Pasuruan: 21,1%
- Kabupaten Pacitan: 20,6%
- Kabupaten Pasuruan: 20,5%
- Kabupaten Nganjuk: 20%
- Kabupaten Trenggalek: 19,5%
- Kabupaten Banyuwangi : 18,1%
- Kota Malang: 18%
- Kabupaten Madiun: 17,6%
- Kabupaten Tulungagung: 17,3%
- Kabupaten Probolinggo: 17,3%
- Kabupaten Sidoarjo: 16,1%
- Kabupaten Magetan: 14,9%
- Kabupaten Blitar: 14,3%
- Kota Kediri: 14,3%
- Kabupaten Ponorogo: 14,2%
- Kota Blitar: 12,8%
- Kabupaten Mojokerto: 11,6%
- Kabupaten Gresik: 10,7%
- Kota Madiun: 9,7%
- Kota Mojokerto: 8,4%
- Kabupaten Pamekasan: 8,1%
- Kabupaten Sampang: 6,9%
- Kota Surabaya: 4,8%
(Baca: Stunting DKI Jakarta Turun pada 2022, Terbaik dalam 7 Tahun)