Menurut proyeksi sejumlah lembaga internasional, 2023 akan jadi tahun yang penuh tantangan.
Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) memprediksi pertumbuhan ekonomi global bakal melemah dari 3,1% (2022) menjadi 2,2% (2023).
International Monetary Fund (IMF) juga meramalkan ekonomi dunia bakal melambat dari 3,2% (2022) menjadi 2,7% (2023).
Di tengah proyeksi suram tersebut, para investor menilai bahwa bisnis yang baik harus memprioritaskan inovasi.
Menurut survei PricewaterhouseCoopers (PwC), mayoritas investor besar di skala global berharap para pelaku bisnis bisa lebih inovatif (83%) serta menunjukkan kinerja finansial yang baik atau profitable (69%) di masa mendatang.
"Jika sebuah perusahaan tidak dapat beradaptasi atau kehabisan uang tunai, mereka tidak akan bertahan cukup lama untuk mengatasi persoalan lain," kata PwC dalam laporan Global Investor Survey 2022.
Para investor juga berharap pelaku bisnis bisa memprioritaskan keamanan data, tata kelola perusahaan yang efektif, mengurangi emisi karbon, serta membangun rantai pasokan yang bertanggung jawab dan berkelanjutan.
Ada pula investor yang menilai pelaku bisnis harus meminimalkan dampak lingkungan dari aktivitas usahanya, melindungi kesehatan dan keselamatan pekerja, meningkatkan inklusivitas pekerja, serta menerapkan budaya kerja yang baik dengan proporsi seperti terlihat pada grafik.
PwC melakukan survei ini terhadap 227 investor yang tersebar secara global. Seluruh responden merupakan investor kelas kakap dengan nilai aset kelolaan di kisaran US$500 juta sampai US$1 triliun atau lebih.
(Baca: Ini Tantangan Bisnis 2023 menurut Investor Kelas Kakap Global)